TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan Bank Indonesia masih akan mempertahankan kebijakan moneter ketat. "Ekonomi Indonesia secara umum masih ketat. Jadi, (kebijakan) moneter yang ketat masih akan kami pertahankan," kata Agus Martowardojo di kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 1 April 2014.
Sebagai informasi, salah satu tanda kebijakan moneter ketat adalah suku bunga acuan (BI Rate) bertengger di angka 7,5 persen sejak November tahun lalu.
Agus mengatakan Bank Indonesia menyambut baik perkembangan inflasi yang menurun dan surplus neraca perdagangan. "Tapi harus kita ingat bahwa angka itu sampai sepanjang tahun harus menunjukkan angka perbaikan," tuturnya.
Agus menuturkan, dengan kondisi defisit neraca berjalan tahun lalu US$ 28 miliar, diharapkan pada 2014 dapat mencapai US$ 20 miliar. Menurut dia, penurunan defisit transaksi berjalan nantinya akan baik untuk ekonomi.
Gubernur BI menilai secara umum perekonomian Indonesia tahun ini menunjukkan kondisi yang cukup baik dan menguat, meskipun tidak setinggi yang diharapkan. Ia mengatakan bank sentral akan terus melihat perkembangan agar dapat mengendalikan perekonomian tetap baik. (Baca juga: ADB: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,7 Persen).
Badan Pusat Statistik hari ini mengumumkan inflasi Maret 2014 sebesar 0,08 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan laju inflasi Februari, yakni 0,26 persen. Inflasi tahun kalender Januari-Maret 2014 tercatat 1,41 persen. Adapun target BI, inflasi sepanjang 2014 sebesar 4,5-5,5 persen. (Berita terkait: Inflasi Selama Maret 0,08 Persen).
MAYA NAWANGWULAN
Terpopuler
MH370 Terkuak Jika Kotak Hitam Tersambung Satelit
Gugatan Pabrik Baja Atas Trowulan Dinilai Lemah
Ahok Curhat Soal Jokowi yang Fokus Berkampanye
Jokowi Batal ke Trenggalek, Kader PDIP Ngamuk