TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan inflasi pada Maret akan lebih rendah ketimbang Februari 2014, yang mencapai 0,26 persen. Sebab, Maret bertepatan dengan masa panen produk pertanian. "Meski masih ada inflasi, tidak masalah karena artinya perekonomian berjalan," kata Bambang di kantornya, Jumat, 28 Maret 2014.
Bambang memperkirakan pada April terjadi deflasi atau penurunan harga secara umum. Hal ini terjadi bersamaan dengan membanjirnya komoditas pangan di pasar pascapanen. (Baca: Redam Inflasi, BI Rate Diprediksi Naik 0,25 Persen).
Sedangkan Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan inflasi pada Maret 2014 mencapai 0,1 persen. Perkiraan tersebut berdasarkan hasil survei dan pemantauan harga yang dilakukan Bank Indonesia hingga pekan ketiga Maret 2014. "Itu adalah perkiraan inflasi bulanan," ujarnya.
Untuk laju inflasi tahunan, Perry memperkirakan sebesar 7,3 persen. Berdasarkan hasil survei tersebut, Perry menyatakan tren penurunan dan pengendalian inflasi masih terus berlanjut. Menurut dia, dampak kenaikan harga gas elpiji maupun tarif angkutan udara tidak terlalu besar. Begitu pula dengan harga-harga pangan yang masih terkendali.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Februari 2014 sebesar 0,26 persen. Inflasi ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 sebesar 0,75 persen. (Baca: Elpiji Naik, Inflasi Bisa Bengkak Jadi 6 Persen).
Menurut data BPS, penyumbang inflasi terbesar berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,08 persen; kelompok bahan makanan sebesar 0,04 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,04 persen; dan kelompok sandang 0,04 persen. (Baca: Rupiah Kembali Jeblok di Kisaran 12.200).
ANGGA SUKMA WIJAYA | MAYA NAWANG WULAN
Berita Terpopuler
Jokowi: Terima Kasih Pak Prabowo
Info Radar MH370 Mungkin Sengaja Disembunyikan
5 Kekalahan Pemerintah atas Lapindo Brantas
MH370 Buka Luka Lama Korban Pembajakan MH653