TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengaku optimistis inflasi padaFebruari akan tetap terjaga. Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri mengatakan pemerintah memprediksi inflasi bisa di bawah 0,5 persen pada bulan ini. “Karena volatile food. Tapi relatif oke. Mudah-mudahan di bawah 0,5 persen,” ujarnya di kompleks Istana Negara, Kamis, 27 Februari 2014.
Hal sama juga diungkapkan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, yang memperkirakan 0,5 persen pada bulan ini lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. Ia memprediksi inflasi bulan ini disebabkan oleh komoditas bahan makanan, tapi tekanan bahan makanan itu tidak terlalu besar.
Meskipun relatif stabil, Mirza mengingatkan pemerintah harus tetap waspada karena adanya ancaman lonjakan inflasi. Ia pun optimistis jika ancaman itu tidak akan membuat inflasi melambung tinggi. “Relatif membaik,” katanya.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan inflasi pada 2014 sudah cenderung stabil. Menurut dia, stabilitas pangan cukup terjaga. Namun dia mengingatkan kebijakan tappering off oleh The Fed harus tetap diwaspadai. “Tappering masih berjalan dan negara-negara berkembang masih melakukan perbaikan. Ini harus diwaspadai,” tuturnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Januari 2014 1,07 persen. Angka inflasi itu sedikit lebih tinggi dibanding periode yang sama pada 2013, yakni 1,03 persen. Inflasi yang cukup tinggi ini disumbang oleh pergerakan harga sejumlah komoditas hortikultura yang mudah rusak akibat cuaca buruk.
Namun pemberi andil inflasi terbesar ditempati oleh bahan bakar rumah tangga, yakni 0,17 persen. Perubahan harga komoditas ini mencapai 11,25 persen. Hal itu disebabkan oleh kebijakan Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kilogram pada awal tahun.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita terpopuler:
Perikanan Indonesia Masih Unggul di ASEAN
Rakuten Berfokus pada Mobile Commerce
Parwisata Indonesia Tertinggal di ASEAN
BI Akan Terbitkan Produk Simpanan Deposito