TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara PT Indosat Tbk, Adrian Prasanto, mengatakan ancaman Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring yang akan menutup perusahaan jika terbukti melakukan penyadapan ilegal tidak mungkin terjadi. Sebab, Indosat telah menerapkan berbagai macam standar ISO untuk sistem keamanan informasi dan manejemen risiko. (Baca juga: Penyadapan, Telkomsel Tingkatkan Keamanan Jaringan)
“Selain itu, Indosat juga telah menjalani proses audit dari pihak eksternal, lagi pula pernyataan Menteri Tifatul itu adalah hanya jika Indosat melakukan penyadapan, dan kami yakin tidak ada keterlibatan perusahaan dalam hal penyadapan tersebut, jadi kami yakin Indosat tidak ditutup,” ujar Adrian ketika dihubungi, Kamis, 20 Januari 2014.
Sebelumnya, Brisbane Times dan Canberra Times menulis, dalam dokumen Badan Nasional Keamanan Amerika Serikat (NSA) pada 2012, lembaga intelijen Australian Signals Directorate telah mengakses data Indosat untuk menyadap komunikasi sejumlah pejabat di Indonesia. Sedangkan pada 2013, NSA menyadap pelanggan Telkomsel dengan mendapatkan 1,8 juta kunci enkripsi yang dimiliki operator untuk melindungi percakapan pelanggannya. (Lihat juga: Soal Penyadapan, Sulit Buktikan Operator Terlibat)
Tifatul sebelumnya mengatakan bahwa jika Indosat terbukti melakukan penyadapan, Kementerian Komunikasi dan Informatika tidak segan untuk menutup perusahaan itu. Namun hal itu dilakukan setelah penyelidikan yang dilakukan oleh pemerintah selesai.
Dugaan penyadapan yang melibatkan dua operator raksasa ini muncul setelah terkuaknya dokumen rahasia yang dibocorkan oleh Edward Snowden, bekas kontraktor National Security Agency (NSA). Seperti dikutip dari berbagai media massa di Australia, Snowden menyebut NSA dan Direktorat Intelijen Australia menyadap komunikasi pelanggan telekomunikasi di Indonesia melalui operator seluler.
GALVAN YUDISTIRA
Terpopuler :
Jan Koum WhatsApp, dari Miskin Jadi Triliuner (1)
Kisah Jan Koum Mendongkrak WhatsApp (4)
Lamar ke Facebook, Jan Koum WhatsApp Ditolak (3)
Soekarno-Hatta Lebih Sibuk Ketimbang Bandara Paris