TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia Hendy Sulistiowaty mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah akan membebani pemerintah yang banyak berutang dalam bentuk dolar. Dari total keseluruhan, utang luar negeri pemerintah dalam dolar 47 persen atau setara US$ 57,6 miliar.
Jumlah itu paling besar ketimbang utang dalam mata uang lain, termasuk rupiah. "Pemerintah sangat memperhatikan pelemahan rupiah karena itu menambah beban," kata Hendy di gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, 20 Februari 2014.
Adapun utang pemerintah dalam rupiah 22 persen atau setara US$ 27,4 miliar, 19 persen dalam yen Jepang setara US$ 23,5 miliar, 5 persen masing-masing dalam euro dan dolar Singapura setara US$ 5,9 miliar dan US$ 6,2 miliar, serta 2 persen dalam mata uang lainnya setara US$ 2,5 miliar. Total utang jangka panjang pemerintah US$ 123,5 miliar.
Hendy mengatakan utang pemerintah biasanya berbentuk pinjaman bilateral, pinjaman multilateral, fasilitas kredit ekspor, dan obigasi jangka panjang. Sedangkan utang jangka pendek biasanya berupa surat utang jangka pendek surat perbendaharaan negara dan sertifikat Bank Indonesia. (Baca: Pilih Melunasi, Pemerintah Tak Gencar Berutang)
MAYA NAWANGWULAN