TEMPO.CO , Jakarta - Hujan abu menyusul erupsi Gunung Kelud yang terjadi Kamis pekan lalu membuat sejumlah lahan pertanian di wilayah Jawa Timur rusak tak terkecuali sentra produksi bawang merah di Nganjuk. Pemerintah khawatir, rusaknya lahan di Nganjuk turut memangkas produksi bawang merah nasional hingga 12 persen.
Namun, Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan mengaku belum mengizinkan impor bawang merah untuk stabilisasi harga di dalam negeri akibat kurangnya pasokan tersebut. "Cari kantong-kantong produksi lain dong, jangan terus memudahkan saja dengan impor," kata dia, 18 Februari 2014. (Baca juga : Bulog Sumatera Selatan Siap Suplai Beras ke Jawa)
Menurut dia, di daerah-daerah lain, bisa saja masih ada stok bawang merah. Nantinya, Kementerian Pertanian melalui Dinas-dinas Pertanian di daerah akan memetakan stok yang masih tersedia. "Dari situ bisa dialirkan," ujarnya.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi sebelumnya mengkhawatirkan penurunan pasokan bawang merah nasional akibat kerusakan lahan di Nganjuk. "Nganjuk ini memberi kontribusi terhadap 12 persen pasokan bawang merah nasional," kata Lutfi. (Lihat juga : Dampak Kelud, Menteri Lutfi Khawatir Pasokan Sayur Anjlok)
Kendati demikian, pasokan bawang ke pasar induk kramat jati posisi 14 februari masing-masing masih normal. Pada posisi normal, pasokan bawang merah mencapai 100 ton per hari, dalam pekan ini pasokannya hanya turun sedikit menjadi 98 ton per hari.
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler :
Kilang Terbakar dan Nasib Karier Karen Agustiawan
Dampak Kelud, Penutupan Bandara Diperpanjang
Kasus Panen Mas, Ini Tip Hindari Investasi Bodong
Buka Data Bank untuk Pajak, Kemenkeu Gandeng OJK