TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara berencana meningkatkan pasokan batu bara untuk pembangkit sepanjang tahun 2014. Kepala Divisi Batu Bara PLN Helmi Najamudin mengatakan peningkatan ditargetkan bisa sebesar 34,8 persen. "Dengan peningkatan sebesar itu, pasokan batu bara untuk pembangkit PLN pada tahun ini mencapai 72,3 juta ton," ujar Helmi, dalam pesan singkat kepada Tempo, Selasa, 4 Februari 2014.
Helmi mengatakan peningkatan pasokan batu bara tersebut diperlukan seiring beroperasinya pembangkit-pembangkit baru PLN dari proyek Fast Track Program (FTP) Tahap I. Beberapa yang sudah mulai beroperasi, seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Awar-awar Unit 1 dan 2, PLTU Pelabuhan Ratu Unit 2 dan 3, PLTU Teluk Sirih, serta PLTU Aceh. (Baca juga: PLN Matikan 61 Gardu Listrik)
Sebelumnya, sepanjang 2013, konsumsi batu bara oleh pembangkit PLN juga mengalami peningkatan hingga 15 persen. "Pasokan batu bara sepanjang tahun lalu mencapai 53,6 juta ton karena masuknya PLTU Pelabuhan Ratu Unit 1 dan PLTU Jeneponto," ujarnya.
Tahun ini pemerintah menetapkan kewajiban pasar dalam negeri (DMO) batu bara minimal sebesar 95,55 juta ton atau meningkat 29 persen dibanding DMO tahun lalu yang mencapai 74,03 juta ton. Volume DMO tersebut setara dengan 25,9 persen dari perkiraan produksi batu bara pada 2014 sebesar 368,89 juta ton. (Lihat juga : Banjir Manado, PLN Merugi Rp 37 Miliar)
Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Penetapan Kebutuhan dan Presentase Minimal Penjualan Batu bara untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2014 menyebutkan alokasi DMO tersebut diprioritaskan untuk PT PLN (Persero), produsen listrik independen (IPP), dan kebutuhan industri semen. Secara berurutan, masing-masing mendapat jatah batu bara sebesar 57,4 juta ton, 19,9 juta ton, dan 9,8 juta ton.
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler :
Gita Wirjawan: Beras Vietnam Dipolitisasi
Gita Wirjawan Nyapres, Australia Terancam?
Nadella Datang, Bill Gates Pun Hengkang
Satya Nadella, CEO Baru Microsoft