TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah mengaku optimistis catatan surplus neraca perdagangan pada Desember 2013 sebesar US$1,52 miliar akan terus berlanjut. Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri mengatakan dengan terus membaiknya neraca perdagangan maka defisit transaksi berjalan bisa lebih tekan.
"Ini menunjukan policy di current account efektif dan bahkan mungkin lebih kuat dari perkiraan. Jadi isu yang harus diperhatikan sekarang adalah capital account. Bagaimana neraca modal ini bisa surplus," kata Chatb, Senin, 3 Februari 2014.
Menurut dia, saat ini yield di Amerika Serikat cenderung flat di angka 2,6 persen. Sedangkan yield di negara-negara berkembang cenderung mengalami peningkatan. hal itu, cerminan ada outflow dari negara berkembang ke Amerika. "Jadi isunya bagaimana bisa membuat supaya modal keluar tidak terlalu besar. Nanti mekanismenya mana yang lebih efektif, apakah deviden tax atau tax allowance. Kami masih pelajari," katanya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik mencatat surplus neraca perdagangan pada Desember 2013 berjumlah US$ 1,52 miliar. Kepala BPS, Suryamin, menyatakan surplus Desember ini menjadi surplus ketiga berturut-turut sepanjang 2013.
"Sepanjang 2013, Desember menjadi surplus neraca perdagangan ketiga berturut-turut, yakni pada Oktober, November, dan Desember," kata Suryamin. Dia menjelaskan surplus neraca perdagangan ini disumbangkan oleh pencapaian kinerja ekspor sejumlah US$ 16,98 miliar, sementara impor hanya US$ 15,46 miliar.
Chatib berharap kondisi ekonomi dunia terus membaik, terutama Cina yang merupakan partner dagang Indonesia. Jika Cina bisa tumbuh dan tidak melakukan pengetatan, Chatib berharap surplus perdagangan bisa terus meningkat. "Saya optimistis neraca perdagangan Indonesia bisa terus surplus," katanya.
ANGGA SUKMA WIJAYA