TEMPO.CO, Jakarta -Ekspor tekstil tahun ini diperkirakan bakal kembali bergairah. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat memprediksi ekspor tekstil tahun ini meningkat 5 persen, mencapai US$14,4 miliar. "Tahun lalu ekspor tekstil mencapai US$13,3 miliar, tahun ini bisa mencapai US$14,4 miliar," katanya pada Tempo di Jakarta, Minggu, 26 Januari 2014.
Peningkatan ekspor sebesar 5 persen disokong oleh optimisme peningkatan ekspor ke negara seperti Jepang dan Thailand. Ade mengatakan permintaan tekstil dari kedua negara ini meningkat dari Indonesia. Selain itu, pulihnya permintaan ekspor dari Amerika Serikat juga memicu kenaikan ekspor tahun ini.
"Walaupun ekspor ke Eropa turun tapi tertolong dengan meningkatnya ekspor ke Jepang dan Thailand. Amerika juga mulai pulih sehingga ekspor tekstil ke negara tersebut mengalami peningkatan," katanya. Ade memprediksi omzet industri tekstil tahun ini mencapai Rp 80 triliun.
Nilai omzet yang masih mencapai Rp 80 triliun, kata dia, akan sangat terbantu dari ekspor. Ade mengatakan faktor internal malah tidak menyokong pencapaian omzet industri tekstil tersebut. "Kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif dasar listrik justru pertumbuhan industri tekstil. Industri ini belum pulih dari dampak kenaikan upah dan kenaikan tarif listrik tahun lalu. Sekarang, malah naik lagi," katanya.
Pemilihan umum yang akan digelar tahun ini, kata dia, juga tidak memberikan kontribusi yang signifikan pada omzet tekstil. Ade mengatakan pemilu hanya memberikan kontribusi sebesar Rp 1-2 triliun terhadap total omzet. "Karena selama pemilu yang meningkat hanya permintaan akan kaos, kain-kain kasar untuk bendera. Jadi tidak signifikan," katanya.
ANANDA TERESIA