TEMPO.CO, Jakarta- Wilayah hukum Colorado dan Washington di Amerika Serikat melegalkan ganja untuk obat atau kesenangan. Bahkan toko ganja di Colorado diserbu pembeli. Walaupun legal, perusahaan internet global emoh memajang iklan yang menjajakan ganja.
Facebook dan Google menegaskan, mereka enggan menerima iklan ganja. "Resiko mempromosikan ganja itu terlalu tinggi. Bahkan untuk mempertimbangkannya juga sangat beresiko," kata juru bicara Facebook, Tim Rathschmidt pada GigaOm, Kamis (23/1). Google menegaskan kebijakan iklan pada produk-produk obat. Dalam pedoman iklan mereka menulis, "Google tidak mengizinkan iklan zat yang dapat mengubah fungsi otak untuk menginduksi euforia tak alami atau mengubah realitas, seperti ganja, kokain, jamur, ekstasi herbal dll". Sedangkan Twitter, menurut media Adweek, disebut anti terhadap ganja. Pihak Twitter telah dimintai konfirmasi. Namun tak membalas.
Perusahaan internet global dinilai ambigu soal iklan ini. Digital Trend menulis, mereka menerapkan standar ganda pada iklan-iklan ini. Iklan alkohol diperbolehkan, walau secara kimiawi adalah depresan dan mengubah realitas jika dikonsumsi dalam dosis banyak. Walau ini melanggar ketentuan iklan Google, namun banyak iklan alkohol di Google. Demikian obat ilegal lainnya; kafein. Anda bisa menemukan iklan kopi ataupun kafe bertebaran di Facebook.
Nur Rochmi | digitaltrend