TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Ridha Ababil mengatakan untuk membangun infrastruktur jaringan gas, dibutuhkan investasi yang besar. Karena itu, dalam pengembangan infrastruktur gas selama ini, PGN melakukannya dengan model sinergi. "Kami mengembangkan infrastruktur gas untuk industri sekaligus rumah tangga di sekitar jalur infrastruktur gas yang dibangun," kata dia kepada Tempo, Ahad 5 Januari 2014.
Menurut Ridha, dengan model sinergi pembangunan infrastruktur gas untuk industri dan rumah tangga itu, tidak diperlukan subsidi dari pemerintah. “Jadi kami tidak meminta subsidi dari pemerintah dalam pengembangan infrastruktur gas itu,” kata dia lagi.
Selain bekerja sama dengan pemerintah, Ridha mengatakan PGN juga membuka kesempatan kerja sama dengan perusahaan real estate yang ingin melakukan pemasangan infrastruktur jaringan gas. Adapun kerja sama dan dukungan yang baik dari pemerintah pusat ataupun daerah dibutuhkan dalam hal pemberian izin pembangunan infrastruktur serta peningkatan alokasi gas ke PGN. Tambahan alokasi gas untuk PGN diharapkan akan membuat lebih banyak masyarakat yang bisa menikmasti aliran gas dari PGN.
Sebelumnya, dalam koran Tempo edisi Sabtu, 4 Januari 2014, pada halaman 20 tertulis bahwa PGN meminta subsidi dari pemerintah untuk pembangunan infrastruktur gas.
Adapun Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menagih PT Pertamina (Persero) dan PGN untuk membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di Jakarta. Beberapa waktu lalu, PGN membangun sekitar 16 SPBG dengan nilai investasi per SPBG sekitar Rp 20 miliar.
Ridha meyatakan PGN siap mengembangkan infrastruktur gas untuk masyarakat, baik untuk industri maupun untuk rumah tangga dan usaha kecil. Saat ini PGN memiliki sekitar 91 ribu pelanggan. “Mayoritasnya adalah rumah tangga dan usaha kecil menengah seperti warung bakso dan usaha kecil lainnya,” kata dia.
FAIZ NASHRILLAH