Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

YLKI Minta Pertamina Benahi Tata Niaga Gas  

Editor

Suseno TNR

image-gnews
Gas elpiji 3kg. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Gas elpiji 3kg. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta - Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, meminta Pertamina memperbaiki tata niaga Elpiji sebelum menaikkan harga gas non-subsidi. Kenaikan harga dikhawatirkan bakal mendongkrak konsumsi elpiji berukuran 3 kilogram yang disubsidi pemerintah (lihat: Tahun Baru, Harga Elpiji Naik). “Bila tak dibenahi, maka konsumen akan pindah semua ke Elpiji bersubsidi,” katanya, Rabu, 1 Januari 2014.

Tulus mengacu pada pengalaman 2009. Saat Pertamina menaikkan harga gas, konsumsi elpiji berukuran 3 kilogram melonjak hingga 12 persen. “Masyarakat turun kelas karena disparitas harga yang tinggi,” katanya.

Selama ini, menurut Tulus, Pertamina tak membatasi pembelian Elpiji berukuran 3 kilogram. Pasarnya masih terbuka sehingga siapa saja bisa membeli gas yang disebut gas melon tersebut. “Ini akan menjadi kontraproduktif untuk Pertamina,” katanya.

Di sisi lain, dia memaklumi bila Pertamina menaikkan harga gas. Sebabnya, sekitar 57 persen dari kebutuhan gas masih dipenuhi dari impor (lihat: Begini Alasan Pertamina Menaikkan Harga Elpiji).

Namun, Tulus meminta agar kenaikan harga tak sampai lebih dari 50 persen. Sebabnya, kenaikan harga gas akan mengerek biaya produksi sejumlah barang lainnya, seperti makanan olahan misalnya. Selama ini produksi makanan olahan menggunakan gas berukuran 12 kilogram.

PT Pertamina (Persero) memutuskan menaikkan harga elpiji kemasan 12 kilogram. Juru bicara Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan, sejak kemarin, harga gas non-subsidi itu naik sekitar Rp 3.959 per kilogram atau menjadi Rp 122 ribu per tabung, dari sebelumnya sekitar Rp 78 ribu per tabung.

Kenaikan harga gas antara lain disebabkan oleh tingginya konsumsi elpiji nonsubsidi pada 2013 yang mencapai 977 ribu ton. Alasan lainnya adalah melonjaknya harga pokok elpiji di pasar dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. “Kondisi ini tidak sehat untuk Pertamina dalam menjamin pasokan elpiji ke masyarakat,” kata Ali ketika dihubungi kemarin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Ali, Pertamina sudah mengantisipasi melonjaknya konsumen gas berukuran 3 kilogram. Caranya dengan mendata jumlah kebutuhan gas tersebut. "Jadi bila ada lonjakan permintaan tiba-tiba, tidak akan kami layani," katanya.

Dia juga tak khawatir kenaikan harga akan membebani konsumen. Sebab, pengguna gas berukuran 12 kilogram berasal dari masyarakat mampu.

DEWI RINA | GALVAN YUDISTIRA

Berita lain:
BI Klaim Kinerja Perbankan Jawa Timur Stabil

Pemerintah Pesimistis Capai Target Tol Baru 2014

2018, Indonesia Impor BBM Rp 2 triliun per Hari

PU Usulkan Dana Optimalisasi Rp 110 Triliun

Mitratel Dilepas, Posisi Tawar Telkom Berkurang

Pengawasan Perbankan Resmi Beralih ke OJK

Tiga Perusahaan Jadi Penyalur BBM Bersubsidi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Bahan Bakar CNG yang Digunakan Taksi Bluebird, Diklaim Bisa Kurangi Emisi

12 Desember 2023

Mekanik melakukan perawatan rutin armada taksi Bluebird di Pool Bluebird Warung Buncit, Jakarta, Senin 24 Juli 2023. Perawatan rutin armada taksi tersebut untuk memberikan standard kenyamanan perjalanan sesuai kampanye PT Blue Bird Tbk yakni Standard Nyaman Indonesia (SNI). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Mengenal Bahan Bakar CNG yang Digunakan Taksi Bluebird, Diklaim Bisa Kurangi Emisi

Sebanyak 3.200 unit armada taksi Bluebird menggunakan bahan bakar Compressed Natural Gas (CNG).


PGN Test Drive Motor Bahan Bakar Gas, Hasilnya Mencengangkan

31 Maret 2023

Harga Bahan Bakar Gas (BBG) yang tertera di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Mampang, Jakarta Selatan, Kamis, 13 Mei2022. Pemerintah melalui Kementerian ESDM menaikkan harga jual bahan bakar gas (BBG) menjadi Rp 4.500 per liter  sebelumnya Rp 3.100 per liternya. Kenikan harga jual baru ini berlaku sejak 1 Mei 2022 lalu. TEMPO/ Febri Angga Palguna
PGN Test Drive Motor Bahan Bakar Gas, Hasilnya Mencengangkan

Harga BBG atau bahan bakar gas sama di semua tempat pengisian, yakni Rp 4.500 per liter setara premium ( LSP).


Tarif BBG Naik, Transjakarta: Belum Ada Arahan Pemprov soal Tarif Layanan

13 Mei 2022

Bus Transjakarta (busway) saat mengisi bahan bakar gas di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Auri, Pancoran, Jakarta. [TEMPO/ Dwianto Wibowo]
Tarif BBG Naik, Transjakarta: Belum Ada Arahan Pemprov soal Tarif Layanan

Kenaikan tarif BBG akan berdampak terhadap beban biaya operasi Transjakarta.


Terpopuler Bisnis: Aturan Lengkap PPKM, Tarif BBG Naik per 1 Mei

11 Mei 2022

Petugas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) sedang mengisi BBG angkutan kota (angkot) di SPBG, Bogor, Jawa Barat. 28 September 2017. Saat ini ada sekitar 500 angkot di Bogor yang menggunakan BBG. Setiap bulan, angkot-angkot itu menyerap 150.000 meter kubik BBG. TEMPO/Amston Probel
Terpopuler Bisnis: Aturan Lengkap PPKM, Tarif BBG Naik per 1 Mei

Artikel mengenai aturan lengkap pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tampak paling banyak dibaca. Ada juga tentang kenaikan BBG.


Tarif BBG Resmi Naik per 1 Mei, Energi Watch: Masih Lebih Murah dari BBM

10 Mei 2022

PT Perusahaan Gas Negara Tbk memastikan seluruh SPBG yang dikelola perusahaan beroperasi normal dan pasokan BBG aman dan lancar.(dok PGN)
Tarif BBG Resmi Naik per 1 Mei, Energi Watch: Masih Lebih Murah dari BBM

Kenaikan harga BBG tidak akan mengganggu proses transisi energi. Sebab, harganya lebih murah ketimbang BBM.


DKI Diminta Segera Pakai Kendaraan Operasional Bahan Bakar Gas

13 September 2019

Para pengemudi angkutan umum tengah mengantre pengisian bahan bakar gas di SPGB kawasan Pluit, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mencatat laba bersih sepanjang semester I 2019 turun 69,87% menjadi US$ 54,04 juta dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Tempo/Tony Hartawan
DKI Diminta Segera Pakai Kendaraan Operasional Bahan Bakar Gas

Penggunaan bahan bakar gas untuk kendaraan operasional pemda dan angkutan umum sesuai amanat Pergub Nomor 141 Tahun 2007.


KPBB Sebut Lobi Solar Ingin Hilangkan Bahan Bakar Gas

28 Juni 2019

PT Perusahaan Gas Negara Tbk memastikan seluruh SPBG yang dikelola perusahaan beroperasi normal dan pasokan BBG aman dan lancar.(dok PGN)
KPBB Sebut Lobi Solar Ingin Hilangkan Bahan Bakar Gas

Ahmad menduga terjadi lobi-lobi pebisnis kepada pemerintah agar menggugurkan aturan yang mewajibkan penggunaan bahan bakar gas (BBG).


Jaga Kualitas Udara, Transportasi Resmi Asian Games Berbahan Bakar Gas

13 Juli 2018

Interior bus baru Scania Low Entry City di Balaikota, Jakarta, 11 Maret 2016. Bus asal Swedia ini, berbahan bakar gas (BBG) sehingga ramah lingkungan. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Jaga Kualitas Udara, Transportasi Resmi Asian Games Berbahan Bakar Gas

Transportasi resmi Asian Games 2018 akan menggunakan kendaraan berbahan bakar gas.


Jonan Resmikan 10.101 Jaringan Gas Rumah Tangga di Mojokerto

9 Februari 2018

Dalam kesempatan lain, Menteri ESDM Ignasius Jonan menjelaskan tentang zona bahaya dan zona aman erupsi Gunung Agung saat meninjau Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali, 22 Desember 2017. ANTARA FOTO
Jonan Resmikan 10.101 Jaringan Gas Rumah Tangga di Mojokerto

Jaringan Gas di Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto dibangun karena berdekatan dengan dua sumur gas.


Pertamina Bagikan 2.000 Converter Kit ke Nelayan

10 November 2017

Petugas menunjukkan contoh Avtur pada gelas ukur sebelum didistribusikan di Terminal Bahan Bakar Minyak Pertamina, Pontianak, Kalimantan Barat, 14 Oktober 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Pertamina Bagikan 2.000 Converter Kit ke Nelayan

Pertamina menyatakan mendukung konversi bahan bakar minyak ke gas oleh nelayan.