Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ekonom Nilai Pasar Siap Antisipasi Tapering Off  

Editor

Budi Riza

image-gnews
Seorang warga menunjukkan uang rusak yang akan ditukarkan pada kegiatan kas keliling Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kepulauan Riau di Pulau Tarempa, Kabupaten Anambas, Kepri, Rabu (27/11). ANTARA/Joko Sulistyo
Seorang warga menunjukkan uang rusak yang akan ditukarkan pada kegiatan kas keliling Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kepulauan Riau di Pulau Tarempa, Kabupaten Anambas, Kepri, Rabu (27/11). ANTARA/Joko Sulistyo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual memperkirakan berkurangnya nilai pembelian obligasi The Fed tidak banyak mempengaruhi kondisi saham di Indonesia. Pasalnya, menurut David, pasar sudah memprediksi pengurangan stimulus bank sentral Amerika Serikat itu. "Pasar sudah siap. Yang perlu kita perhatikan, kita harus siap kalau Amerika menaikkan suku bunganya. Mereka akan menaikkan suku bunganya setahun hingga dua tahun ke depan," kata David saat dihubungi melalui telepon, Kamis, 19 Desember 2013.

Kesiapan pasar, kata David, terbukti lewat posisi hijau pasar saham di Asia. Kendati demikian, David mengatakan Amerika akan melanjutkan kebijakan moneter yang akomodatif dengan melanjutkan suku bunga rendah. Namun, dia memproyeksikan The Fed kelak mengeluarkan kebijakan menaikkan suku bunga. (Rupiah Tembus Rp 12.500)

David mengungkapkan pasar di Indonesia akan terpengaruh oleh pengurangan stimulus walau tidak banyak. Menurut dia, saat ini pasar domestik sudah terkoreksi akibat melemahnya rupiah dan current account defisit (defisit transaksi berjalan). Namun, David menuturkan, yang perlu diperhatikan pemerintah dalam jangka pendek adalah defisit transaksi berjalan yang masih tinggi. Pemerintah, kata dia, harus mempunyai cara untuk mengurangi tingginya nilai defisit.

Sebelumnya, bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve akhirnya memutuskan untuk mengurangi stimulus moneter melalui pembelian obligasi mulai Januari 2014. Kebijakan yang dikenal sebagai tapering off itu akan mereduksi pembelian obligasi bulanan, dari US$ 85 miliar menjadi US$ 75 miliar.

Keputusan tersebut diambil dalam rapat Komite Terbuka The Fed (Federal Open Market Committee/ FOMC) di Washington, Rabu, 18 Desember 2013 waktu setempat. Komite menyatakan pembelian obligasi sebesar US$ 85 miliar per bulan telah memberikan kontribusi pada penciptaan lapangan kerja. Namun jika tidak dikurangi, mereka khawatir muncul ketergantungan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Yang jelas, Komite telah melihat adanya perubahan dalam aktivitas ekonomi dan pasar tenaga kerja, sejalan dengan kondisi ekonomi makro secara umum," demikian pernyataan Komite The Fed, seperti dikutip dari The New York Times.

Selama ini, The Fed berupaya untuk mengurangi stimulus moneter yang telah memberi dampak positif bagi negara-negara berkembang. Namun, mereka menunggu situasi yang kondusif, terutama di pasar retail dan tenaga kerja. Situasi saat ini dirasa tepat setelah angka pengangguran turun hingga di bawah 7 persen.

ALI HIDAYAT

Berita terpopuler:
Ratu Atut Pernah Minta Rano Mundur   
Mengapa Rumah Atut Dijaga Ratusan Pendekar?   
Di Depan Jokowi, SBY Singgung Soal Presiden Baru   
Atut Tersangka, Ini Kata Rano Karno 
Pengacara Atut: Uang Rp 1 Miliar Milik Suami Airin   
Atut Tersangka, Airin Hanya Tersenyum
Ahok Sindir Polisi: Dosa Lama Jangan Jadi ATM  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

6 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Bank Indonesia saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.


Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

8 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023.  Suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen. Tempo/Tony Hartawan
Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).


Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

11 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Bank Indonesia saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.


BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

12 jam lalu

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).


Rupiah Menguat di 16.155 per USD, karena Respons Prabowo Presiden Terpilih atau Kenaikan Suku Bunga Acuan BI?

13 jam lalu

Petugas money changer menghitung mata uang dolar. Rupiah semakin tertekan terhadap nilai tukar dolar Amerika Serikat, di level Rp14.060 per Dolar AS. Jakarta, 25 Agustus 2015. TEMPO/Subekti
Rupiah Menguat di 16.155 per USD, karena Respons Prabowo Presiden Terpilih atau Kenaikan Suku Bunga Acuan BI?

Nilai tukar rupiah ditutup menguat 65 poin ke level Rp 16.155 per dolar AS hari dalam perdagangan ini.


Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

13 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.


BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

14 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?


Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

22 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Bank Indonesia saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.


Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

1 hari lalu

Ilustrasi kurs rupiah dan mata uang Indonesia. Getty Images
Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.


Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

1 hari lalu

Ilustrasi Pinjaman Online. Freepix: Rawpixel.com
Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

Selain 537 entitas pinjol ilegal, Satgas PASTI juga menemukan 48 konten penawaran pinjaman pribadi dan 17 entitas yang menawarkan investasi.