TEMPO.CO, Jakarta - Rilis data neraca perdagangan bulan Oktober 2013 yang mengalami surplus membuat indeks mengakhiri tren turun jangka pendek.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan hari ini ditutup menguat 65,54 poin (1,54 persen) ke level 4.321,97. Indeks langsung melaju di area positif didorong ekspektasi membaiknya data ekonomi dalam negeri.
Saham-saham berkapitalisasi besar menjadi penggerak indeks, di antaranya Lippo Karawaci yang naik 6,6 persen ke Rp 970 per lembar saham, kemudian Bank BRI naik 3,4 persen ke Rp 7.700 per lembar, dan Astra Internasional naik 2,4 persen ke Rp 6.400 per lembar. Asing mencatat net buy Rp 86 miliar.
Analis dari PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, rilis neraca perdagangan yang di atas ekspektasi mendorong pelaku pasar untuk memborong saham. Surplus tersebut membuat kekhawatiran pelaku pasar terhadap pelemahan rupiah sedikit mereda. "Data ini juga mengkonfirmasi bahwa tren turun indeks jangka pendek sudah berakhir."
Neraca perdagangan bulan Oktober mencatat surplus US$ 42,5 juta. Nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2013 mencapai US$ 15,72 miliar sementara impor mencapai US$ 15,67 miliar. Terdapatnya surplus karena ekspor nonmigas naik cukup signifikan.
Keberhasilan indeks yang ditutup di atas level resistan 4.300 memunculkan peluang reli lanjutan (bullish) sampai akhir tahun. Apalagi menjelang akhir bulan November kemarin investor asing mulai perlahan memperlihatkan sinyal beli. "Untuk jangka pendek, potensi kenaikan IHSG bisa mencapai level 4.400 hingga 4.450," ujar Satrio.
Dari regional, hingga pukul 17.10 WIB Nikkei 225 melemah 0,04 persen ke 15.655,07, Hang Seng menguat 0,66 persen ke 24.037,55, bursa Korea melemah 0,69 persen ke 2.030,78 dan Strait Times menguat 0,39 persen ke 3.188,76.
PDAT | M. AZHAR