TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Industri Kimia Dasar Kementerian Perindustrian Tony Tanduk menyatakan pertumbuhan industri plastik Indonesia belum mampu mengimbangi perkembangan kebutuhan.
Tony menjelaskan, tahun ini total kebutuhan plastik Indonesia 3,8 juta ton. Jika dirata-ratakan, konsumsi plastik penduduk Indonesia 10 kilogram per kapita per tahun. "Belum bisa kita penuhi sendiri," ujarnya dalam diskusi di Hotel Four Season, Jakarta, Kamis, 28 November 2013.
Tahun lalu, impor produk plastik Indonesia mencapai US$ 8,5 miliar. Empat negara yang paling banyak memasok plastik ke Indonesia adalah Cina, Korea Selatan, Thailand, dan Jepang.
Tony menambahkan, industri plastik nasional sebenarnya telah tumbuh sekitar 6,8 persen per tahun. Namun, pertumbuhan ini tak bisa mengejar pertumbuhan konsumsi yang mencapai 10 persen per tahun. "Kebutuhan plastik sangat dipengaruhi oleh tumbuhnya industri makanan dan minuman serta otomotif," ujarnya.
Pemerintah sebenarnya telah mendorong perkembangan industri plastik terutama di bagian hilir. Struktur industri refinery dan naphtha cracker diperkuat. Saat ini ada lima cluster pengembangan industri petrokimia sebagai bahan baku plastik. Masing-masing cluster berlokasi di Cilegon, Pulau Bintan, Tuban, Muara Enim, dan Bintuni.
Anak-anak Semakin Sering Kecelakaan Lalu Lintas
Jawab Ahok, Nur Mahmudi: Ciliwung Depok Lebih Baik
Rudi Disebut Terima Uang dari Anak Buah Boy Thohir
Vita KDI Ngitung Uang Sekoper, Isteri Bupati Syok
Bersaing dengan Jokowi, Gita Wirjawan Tetap Optimistis
Korsel Tak Bantah Bantu Penyadapan Australia