TEMPO.CO, NEW YORK - Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada Selasa kemarin waktu setempat, ketika prediksi sejumlah pihak atas meningkatnya persediaan minyak mentah Amerika Serikat pada pekan lalu. "Ada konsensus di pasar bahwa akan ada penumpukan stok minyak mentah di Amerika Serikat," kata pengamat energi Mizuho Securities USA, Robert Yawger seperti dikutip AFP, Rabu, 27 November 2013.
Kontrak utama minyak mentah light sweet (WTI) untuk pengiriman Januari di New York Merchantile Exchange ditutup pada posisi US$ 93,68 per barel atau turun 41 sen dari perdagangan sebelumnya. Sementara, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari hanya turun 12 sen ke posisi US$ 110,88 per barel di perdagangan London.
Dilaporkan oleh laman berita Dow Jones, sejumlah analis juga memperkirakan laporan mingguan. Departemen Energi hari ini akan menunjukkan peningkatan pasokan minyak mentah sebesar 500 ribu barel. Sepekan sebelumnya, persediaan minyak mentah sudah meningkat sebanyak 32,8 juta barel menjadi 388,5 juta barel.
Yawger mengatakan, produksi minyak mentah Amerika Serikat yang terus meningkat memang mendongkrak jumlah pasokan minyak dari negara Abang Sam tersebut. Sayangnya, fenomena ini justru menekan harga minyak AS di pasar.
Selain itu, pencapaian kesepakatan Iran atas penghentian penggunaan nuklir pada pekan lalu juga memicu peningkatan pasokan minyak untuk masa mendatang. Kesepakatan ini pun ikut mendorong harga minyak menurun. "Pasar melihat akan ada lebih banyak minyak dari Iran masuk ke pasar internasional dalam jangka panjang, artinya, harga minyak akan semakin murah," ujar Yawger.
AYU PRIMA SANDI