TEMPO.CO, Jakarta - Lelang Surat Utang Negara (SUN) seri USDFR0001 dalam bentuk mata uang dolar Amerika Serikat hanya terserap US$ 190 juta. Jumlah itu lebih kecil dibanding jumlah indikatif yang dilelang sebesar US$ 450 juta.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan, mengatakan tidak tercapainya target lelang disebabkan kecenderungan kebutuhan valas meningkat menjelang akhir tahun. “Selain itu, ini juga barang baru. Orang cenderung hati-hati melihat bagaimana secondary market-nya. Tapi, saya senang, sistem kita berjalan baik,” katanya di kantor Kementerian Keuangan, Senin, 25 November 2013.
Robert mengatakan, pihaknya akan kembali melakukan lelang SUN valas pada tahun depan. Sedangkan untuk sisa tahun ini, pemerintah juga akan menerbitkan sukuk atau Surat Berharga Syariah Negara (SBN) senilai Rp 1 triliun.
Pada hari ini, pemerintah melakukan lelang SUN dalam bentuk valas sebesar US$ 450 juta melalui sistem lelang Bank Indonesia. Total penawaran yang masuk sebesar US$ 293,5 juta. Sedangkan total nominal yang dimenangi sebesar US$ 190 juta dan jatuh tempo pada 15 Mei 2017. Adapun tingkat kupon sebesar 3,5 persen dan bid-to-cover-ratio 1,55.
Dari hasil lelang itu, yield rata-rata tertimbang sebesar 3,51 persen dan yield tertinggi yang dimenangi 3,8 persen, dengan tingkat kupon 3,5 persen. Dari jumlah hasil lelang tersebut, nominal kompetitif yang dimenangi sebesar US$ 189,9 juta. Sedangkan nominal nonkompetitif yang dimenangi sebesar US$ 100 ribu.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Baca juga:
Dimonopoli, Bandara di Indonesia Jadi Salah Urus
Inilah Negara Eksportir Sapi Selain Australia
Pemerintah Diminta Batalkan Penjualan Mitratel
Angkasa Pura Siapkan Rp 6,8 M untuk Bandara Halim
Tanpa Australia, Proyek Infrastruktur Tetap Jalan
Harga Daging Naik, Peternak Untung Semu
Korea Minati Investasi Ikan Sidat