TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mengklaim terjadi pelambatan utang luar negeri per September 2013. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Difi A. Johansyah dalam rilis resmi Bank Indonesia mengatakan, posisi utang luar negeri Indonesia pada September 2013 tercatat US$ 259,9 miliar atau tumbuh 6,7 persen, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan periode Januari-Agustus 2013 yang mencapai 8,8 persen.
Pelambatan utang ini terjadi pada sektor publik maupun swasta. Di sektor publik, tercatat utang luar negeri mencapai US$ 123,2 miliar, tumbuh 2,1 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Pertumbuhan ini lebih lambat dari rata-rata Januari sampai Agustus 2013, yang tercatat sebesar 4,4 persen. Adapun utang luar negeri sektor swasta tercatat US$ 136,7 miliar, tumbuh 11,1 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Rata-rata Januari sampai Agustus 2013 adalah 13,4 persen.
Berdasarkan komposisi, utang luar negeri Indonesia per September 2013 didominasi utang jangka panjang. Dari total utang luar negeri saat ini, US$ 212,8 miliar di antaranya, yakni sekitar 81,9 persen total utang, adalah utang jangka panjang. Selebihnya US$ 47,1 miliar merupakan utang jangka pendek. Pertumbuhan utang luar negeri jangka panjang tercatat 4,2 persen. Angka pertumbuhan ini lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan Januari hingga Agustus 2013 sebesar 7,1 persen.
Sementara pertumbuhan utang luar negeri jangka pendek tumbuh 19,2 persen, melesat dari rata-rata pertumbuhan Januari hingga Agustus 2013 yang tercatat 17,5 persen. Lonjakan utang luar negeri jangka pendek ini, menurut Bank Indonesia, didorong oleh utang sektor swasta kepada perusahaan afiliasinya.
Bank Indonesia menyatakan pelambatan utang luar negeri ini sejalan dengan pelambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Rasio utang luar negeri per September 2013 terhadap pendapatan domestik bruto mencapai 29,2 persen.
Proporsi utang tersebut, menurut Bank Indonesia, masih berada pada rentang yang aman berdasarkan praktek internasional. Meski demikian, Bank Indonesia menyatakan tetap akan memantau perkembangan utang luar negeri Indonesia, terutama utang jangka pendek dari sektor swasta.
ANANDA PUTRI