TEMPO.CO, Jakarta - Memanasnya hubungan antara Indonesia dan Australia dinilai tidak akan mengganggu kerja sama di bidang ekonomi. Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan Indonesia dan Australia bisa saja memutuskan hubungan diplomatik. Namun hal ini dinilai tidak akan mempengaruhi transaksi perdagangan di antara kedua negara.
”Banyak negara yang bermusuhan, tapi bisnisnya tetap berjalan, kecuali bila ada embargo atau blokade ekonomi,” kata dia di Jakarta Convention Center, 19 November 2013.
Salah satu kerja sama ekonomi itu, saat ini Australia tercatat sebagai pemasok sapi terbesar ke Tanah Air. Pada 2012, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Australia memasok hampir 29 ribu ton sapi senilai US$ 114 juta. Pemerintah RI belum akan memutuskan penghentian impor sapi dari Australia. (Baca juga: Penyadapan, Kerja Sama RI-Australia Ditinjau Ulang)
Penghentian impor sapi, kata Bayu Krisnamurthi, tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Sebab, pasokan dari negara lain belum tentu bebas dari penyakit kaki dan mulut. “Di sisi lain, Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan sapi di dalam negeri.”
Meski hubungan kedua negara memanas, Bayu menilai, perdagangan antara Indonesia dan Australia tetap berlangsung. “Hubungan dagang tidak otomatis terpengaruh oleh isu-isu politik dan keamanan,” kata dia.
Bila hubungan dagang kedua negara terganggu, Australia adalah pihak yang dirugikan. Menurut pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, Indonesia merupakan mitra strategis Australia. Banyak pengusaha dari Negeri Kanguru bertebaran di Indonesia. (Baca juga: Menteri Marty: Australia Harus Tanggung Jawab)
Dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia, Indonesia termasuk mitra dagang yang menduduki peringkat ke-12 terbesar di dunia. Total perdagangan barang dan jasa kedua negara pada 2012 mencapai US$ 14,6 miliar atau setara Rp 169 triliun. Nilai investasi yang ditanamkan pengusaha Australia di Indonesia pada 2012 mencapai US$ 6,8 miliar atau sekitar Rp 78,7 triliun.
Perwakilan dagang Australia, Austrade, memperkirakan bahwa saat ini ada lebih dari 400 perusahaan milik pengusaha Australia beroperasi di Indonesia. Umumnya mereka bergerak di beberapa sektor pertambangan, pertanian, konstruksi, infrastruktur, keuangan, kesehatan, produksi makanan dan minuman, serta transportasi.
PINGIT ARIA | ANGGA SUKMA WIJAYA | APRILIANI GITA FITRIA | ANANDA PUTRI
Berita Terpopuler :
Disuruh Minta Maaf, Ini Jawaban PM Australia
Australia Tanggapi Serius Kemarahan Indonesia
Australia Sadap Indonesia karena Tidak Percaya
Negara-negara Ini Juga Disadap Amerika
Beber Penyadapan Australia, Bos ABC 'Disidang'