TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian menggandeng PT Alamanda Sejati Utama untuk mengekspor mangga jenis gedong gincu ke Dubai pada 21 November 2013. Mangga sebanyak 10 ton tersebut merupakan pengiriman uji coba mangga berteknologi pengawet alami. "Teknologi ini membuat mangga tetap segar saat diterima konsumen di Dubai, meski dikirim melalui jalur laut," kata Kepala Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Haryono, seusai membuka acara "International Conference on Agricultural Postharvest Handling and Processing" di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa, 19 November 2013.
Haryono menjelaskan, permintaan negara-negara Eropa terhadap buah-buahan tropis asal Indonesia sangat tinggi. Namun, untuk memenuhi kebutuhan itu, selama ini eksportir harus mengeluarkan ongkos sangat mahal untuk mengirimkan buah via udara. "Dengan pesawat mahal, dengan teknologi ini kami bisa mengirim dengan kapal," ujarnya.
Penerapan teknologi pengawet alami terhadap mangga gedong gincu ini, kata Haryono, sesuai keinginan masyarakat Eropa yang lebih mementingkan warna. "Walaupun kami sudah tawarkan jenis mangga yang lain yang lebih manis, masyarakat Eropa memilih mangga yang memiliki warna yang lebih menarik," ujarnya.
Direktur Mutu dan Standardisasi Kementerian Pertanian, Rudy Tjahjoutomo, menambahkan, selama ini mangga gincu membutuhkan waktu total sepanjang tiga minggu dari panen sampai ke konsumen. Dengan teknologi pengawetan ini, meski dikirim dengan kapal ke Dubai yang menghabiskan waktu selama 14 hari, mangga gedong gincu masih dapat bertahan lama di konsumen. "Harapannya, di sana bisa dipasarkan atau di-display sekitar 10-14 hari," ujar Rudy.
Direktur PT Alamanda Sejati Utama, Komar Muljawibawa, mengatakan ekspor mangga ke Dubai dengan kapal ini jelas menghemat biaya logistik. Menurut dia, perusahaan hanya perlu menambah biaya Rp 1.000 per kilogram. "Itu enggak terlalu signifikan ke biaya logistik dibandingkan menggunakan pesawat," ujar Komar.
Komar mengatakan, untuk uji coba kali ini, pengiriman hanya akan sebanyak 60 ribu ton per bulan. "Mulai tahun depan rencananya baru sebanyak 60 ribu ton per minggu," ujarnya.
AYU PRIMA SANDI
Topik Terhangat
Penyadapan Australia | Gunung Meletus | Topan Haiyan | SBY Vs Jokowi | Dinasti Atut |
Berita Terpopuler
Saat Disadap SBY Pakai Nokia, Boediono BlackBerry
SBY: PM Australia Anggap Remeh Masalah Penyadapan
Pemerintah Imbau Hacker Tak Serang Australia
Dubes Nadjib Tak Kebagian Tiket Pesawat Pulang
SBY: Penyadapan itu Menyakitkan