TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menyatakan pemerintah harus berusaha mengurangi impor untuk mencegah terjadinya krisis. "Setiap kita tumbuh di atas 6 persen, itu ternyata kita impor sangat besar karena untuk memenuhi pertumbuhan itu tidak mampu ditopang produk dalam negeri," katanya dalam acara Mandiri Investment Forum, Senin, 11 November 2013.
Menurut Dahlan, gerakan industrialisasi domestik harus kembali didukung. Dengan begitu, pertumbuhan dalam negeri tidak harus selalu ditopang dari impor. "Karena itu, harus ada gerakan kembali menjadi industri, pertumbuhan kita tidak bisa terus tinggi kalau terus impor," katanya.
Untuk mengurangi impor, ia melanjutkan, adalah dengan membuat produk dalam negeri sendiri yang selama ini diimpor. Misalnya, suku cadang otomotif dan buah impor yang bisa dihasilkan di dalam negeri. "Itu harus kita buat, bisa dengan bangun perkebunan-perkebunan besar," ucapnya.
Ia mengklaim tengah melakukan pembicaraan dengan berbagai pihak guna merealisasikan hal tersebut. "Kita lagi berbicara dengan investor besar," ucap dia.
Mengenai pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen, Dahlan menegaskan, pertumbuhan itu hanya sekadar angka statistik saja. Menurut dia, pertumbuhan di berbagai daerah dan industri tidak akan seluruhnya berada di kisaran tersebut. "Ada yang bisa tumbuh di atas 10 persen ada juga yang minus," ucapnya.
RIRIN AGUSTIA
Berita terpopuler
4 Bulan Terakhir, RI Cicil Utang RP 237 Triliun
Kinerja UKM di 2014 Tergantung Ekonomi dan Politik
Sentimen Asing Bakal Mengerek IHSG
Bunga Kredit Bank Masih Tinggi, UKM Sulit Bergerak
Atasi Kebocoran Gas, Total Datangkan Tim Asing
Rupiah Cenderung Melemah
DPR MintaTelkomvision Tak Dijual, Dahlan Pasrah