TEMPO.CO, Jakarta - Proyek pembangunan pelabuhan Cilamaya, Karawang dan jalan penghubungnya diperkirakan akan mengorbankan area persawahan seluas 60 hektare. "Karawang sebagai lumbung pangan akan semakin menyusut produksinya," ujar Ayip Abdullah Peneliti Oxfam dari Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan di Jakarta, Ahad, 27 Oktober 2013.
Ayip menambahkan, produksi gabah akan berkurang setidaknya 300 ton akibat adanya pembangunan Pelabuhan Cilamaya serta jalan penghubungnya. Padahal, dampak pembangunan pelabuhan tak hanya pada sawah yang dikonversi, tetapi juga ke area sawah lain di sekitarnya.
Misalnya, Ayip mencontohkan, pembangunan fondasi jalan dan jembatan juga akan menutup akses pengairan pada beberapa hektare lahan sekitarnya. Di samping itu, adanya penerangan lampu jalan diperkirakan akan meningkatkan serangan hama terutama hama pengerek batang.
Selain karena pembangunan pelabuhan, lahan pertanian padi di Karawang juga tergerus oleh maraknya pembangunan perumahan dengan mengkonversi sawah. Selain perumahan, pabrik pun tak luput dibangun di atas lahan persawahan. "Konversi ini dilegalkan oleh pemerintah daerah dan pusat," ujar Ayip.
Catatan Oxfam, alih fungsi lahan di Karawang pada tahun 2011 mencapai sekitar 180 hektare. Saat ini, luasan baku pertanian kian menyusut dari 94 ribu hektare menjadi 92 ribu hektare. Padahal, kata Ayip, Karawang dijadikan tolak ukur dalam peningkatan produksi beras dan menjadi basis swasembada beras.
ERWAN HERMAWAN