TEMPO.CO, Slawi - Sekitar 400 perajin shuttlecocks di Desa Lawatan, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, terancam kolaps. Pasalnya, sejak pemerintah menutup keran impor bulu angsa dari Taiwan, para perajin bola bulu tangkis itu kelabakan karena bahan baku shuttlecocks itu jadi langka.
"Kalau impor bulu angsa tidak segera dibuka, dua bulan lagi kami tidak bisa berproduksi," kata Manajer Trisakti Enterprise, Sumitro Daud, saat ditemui Tempo, Selasa, 22 Oktober 2013. Trisakti Enterprise adalah satu dari lima perajin skala menengah di desa sentra shuttlecocks itu.
Sumitro mengatakan, impor bulu angsa dihentikan sejak kasus flu burung marak pada Januari lalu. Sehingga perajin harus berburu bulu angsa lokal dari Malang, Nganjuk, Magetan, Solo, dan Klaten. Karena stok bulu lokal terbatas, perusahaan shuttlecocks skala besar diduga melakukan monopoli. "Perusahaan besar berani memborong dengan harga tinggi, "ujar Sumitro.
Lantaran tidak kebagian bulu angsa lokal, sebagian perajin shuttlecocks skala kecil di Desa Lawatan mulai menganggur. Bahkan, beberapa di antaranya sudah beralih pekerjaan menjadi buruh serabutan.
Saat pemerintah masih membuka impor bulu angsa, Sumitro bisa mendatangkan sekitar 250 juta helai bulu per bulan. Setelah disimpan sebagian untuk stok, 23 karyawannya bisa memproduksi 8.000 sampai 10.000 slop shuttlecocks per bulan. Satu slop berisi 12 biji shuttlecocks. Namun, setelah keran impor ditutup, Sumitro hanya mendapat 125 juta helai bulu lokal per bulan. Alhasil, produksinya menurun jadi 3.000 sampai 4.000 slop shuttercocks per bulan.
Akibat kelangkaan bulu angsa, perajin shuttlecocks kini terpaksa sering menolak pesanan dari konsumen. "Pemasaran tidak ada masalah. Tapi kalau bahan bakunya tidak ada, kami mau kirim apa," ujar Sumitro, yang pemasarannya hingga menjangkau wilayah Jambi dan Bangka Belitung.
DINDA LEO LISTY (SLAWI)
Gatot Tersangka |Suap Akil Mochtar |Foto Bunda Putri |Dinasti Banten| Sultan Mantu
Berita Terpopuler:
SMS Pembunuh Holly: Gagal, Gatot: Kabur!
Gatot Kenal Holly di Tempat Hiburan Malam
Di Australia, Gatot Sering Termenung
Erick Thohir Beli Inter Milan, Rothschild Berang
Motif Gatot Diduga Terkait Pemilihan Pimpinan BPK