TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan belum pernah ada kecelakaan pesawat yang terjadi akibat penggunaan ban vulkanisasi atau rekondisi. "Sejauh yang kami investigasi, belum pernah, kalau insiden mungkin ada," kata Kepala Subkomite KNKT, Masruri, saat dihubungi Tempo, Selasa, 22 Oktober 2013.
Ia pun menjelaskan, sebenarnya penggunaan ban vulkanisasi sudah umum dalam dunia penerbangan. Masruri menuturkan, bukan hanya maskapai domestik yang memakai ban rekondisi itu, melainkan juga maskapai asing. "Umur pemakaian ban vulkanisasi pun hampir sama dengan ban baru," ucapnya.
Kementerian Perhubungan pun menilai penggunaan ban vulkanisasi sebagai hal wajar dalam dunia penerbangan. "Pemakaian ban vulkanisasi atau sebenarnya itu ban rekondisi merupakan common use di dunia penerbangan, termasuk maskapai asing," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan.
Bambang menjelaskan mekanisme penggunaan ban rekondisi. Maskapai, Bambang menuturkan, dapat mengirim kembali ban pesawat yang sudah terpakai ke pabrik pembuat untuk direkondisi. Namun, kata dia, ban bekas tersebut harus tetap memenuhi standar keselamatan. "Kalau tidak memenuhi syarat, ya, di-reject juga," ujarnya. Ia mengungkapkan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sudah mengeluarkan persetujuan bagi pabrik ban di Hong Kong dan Bangkok untuk merekondisi ban pesawat yang digunakan maskapai-maskapai Indonesia.
Ia menyebutkan life cycle ban pesawat mencapai 180 kali pendaratan pada umumnya. Namun, Bambang melanjutkan, siklus penggantian ban pesawat juga bergantung pada kondisi landasan bandara. Jika kondisi landasan buruk, ia menuturkan, ban pesawat harus diganti meski masa siklusnya belum habis.
Sebelumnya, penerbangan maskapai Lion Air untuk rute Padang-Jakarta mengalami penundaan selama tujuh jam. Hal itu terjadi karena kurangnya ban cadangan pesawat. "Kami memutuskan untuk tidak mengoperasikan pesawat yang seharusnya ganti ban," kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, saat ditemui di kantornya pada Jumat, 18 Oktober 2013.
MARIA YUNIAR
Berita Terpopuler:
Gatot Kenal Holly di Tempat Hiburan Malam
Atut Tak Gunakan Gelar Ratu di Paspor
Holly Dibunuh, Gatot Berbohong di Australia
Di Australia, Gatot Sering Termenung
Erick Thohir Beli Inter Milan, Rothschild Berang