TEMPO.CO, Surabaya- General Manager Strategic Business Unit II PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk Wahyudi Agustinus menuturkan perseroan siap bersinergi dengan seluruh kepentingan dan pemain bisnis hilir gas bumi di Jawa Timur. Menurut Wahyudi, langkah ini sangat strategis dalam kerangka memperluas jaringan infrastruktur gas untuk memaksimalkan pemanfaatan gas bumi.
Pemanfaatan gas bumi harus melihat ketersediaan pasokan, pembangunan infrastruktur yang terencana dan kesiapan pasar dalam menyerap gas bumi. Soal modal, Wahyudi menyerahkan kepada kantor pusat untuk menentukan komposisinya.
"Biar pasarnya tidak itu-itu saja. Trader tanpa fasilitas ini masih berkutat di konsumen yang sama setiap tahun," kata Wahyudi di Surabaya, Kamis 3 Oktober 2013.
Padahal, produksi gas bumi di Jawa Timur lebih banyak dibandingkan Sumatera Utara. Bila tidak diikuti dengan pembangunan infrastruktur, Wahyudi cemas gas bumi akan menguap sia-sia. Industri sebagai pasar utama PGN tidak akan menyerap gas bumi jika jaringan pipa gas tidak terbangun. Masalahnya, trader swasta sangat mengandalkan jaringan pipa exsisting milik PGN. Wahyudi melihat, trader swasta enggan membangun jaringan sendiri karena biaya dan ketidakpastian sosial sangat tinggi.
Juru bicara PGN SBU II, Kristian Widagdo, mengatakan pemanfaatan gas bumi dibutuhkan untuk mendukung target pencapaian pertumbuhan ekonomi. PGN Wilayah Jawa Timur memiliki jaringan pipa gas sepanjang lebih dari 760 kilometer yang menggurita di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan dan Probolinggo.
Hingga Agustus 2013, perseroan berhasil menyalurkan gas ke 40 pelanggan baru dari 95 calon pelanggan baru. Pasarnya masih terkonsentrasi di sentra-sentra industri. Kedepan, pihaknya berencana melebarkan infrastruktur hingga Banyuwangi. "Kita terus meningkatkan infrastruktur sampai akhir tahun, agar pemanfaatan gas di Jatim semakin naik," katanya.
PGN SBU II mendapat pasokan gas bumi dari PHE WMO, Santos, Lapindo dan KEI. Saat ini jumlah gas yang diterima PGN sebanyak 130 MMSCFD. Widagdo menargetkan minimal PGN Jawa Timur bisa mendapat alokasi hingga 150 MMSCFD. Harga yang dijual ke konsumen pada kisaran US$ 8,6 per BBTUD. "Lebih murah daripada CNG yang harganya berkisar US$ 15 per BBTUD."
DIANANTA P. SUMEDI