TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), Ismed Hasan Putro, mengatakan tengah menyiapkan anggaran sebesar Rp 350 miliar untuk mengakuisisi perusahaan ternak sapi di Australia. Dana itu, kata dia, sebesar 30 persen berasal dari internal dan 70 persen pinjaman bank nasional.
"Sekarang kita lagi verifikasi lima perusahaan, untuk dipilih satu mana yang bisa diakuisisi minimal 51 persen," katanya di Jakarta, 30 September 2013.
Akuisisi, kata Ismed, sudah mendapat restu dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara melalui surat penugasan yang diterima minggu lalu. Ismed juga mengungkapkan RNI akan menggandeng perusahaan yang mempunyai kapasitas ternak sapi dengan skala 50 ribu sampai 500 ribu sapi. "Harapannya sebelum akhir tahun proses akuisisi sudah selesai," katanya. Agar proses transaksi berjalan lancar dia mengatakan juga akan menggandeng bank asing, Commonwealth Bank.
Seperti diketahui, Menteri BUMN Dahlan Iskan sebelumnya mendorong agar dua BUMN, RNI dan Pupuk Indonesia, mengakuisisi perusahaan ternak di Australia. Akuisisi dilakukan agar membantu pemerintah mengatasi persoalan krisis daging sapi dalam negeri.
Alasan dipilihnya Australia, menurut Dahlan, karena ternak sapi di Australia jauh lebih murah 5 kali lipat dibanding Indonesia. Sementara untuk penggemukan, lebih murah di Indonesia. "Jadi beranak disana tapi nanti digemukkannya di Indonesia," katanya.
ANANDA PUTRI
Topik Terhangat
Edsus Lekra |Mobil Murah | Senjata Penembak Polisi | Guyuran Harta Labora | Info Haji
Berita Terpopuler
Sultan Bicara Kritik Amin Rais pada Jokowi
Pulang ke Iran, Rouhani Dilempari Sepatu
Miss World 2013, Megan Young Asal Filipina
Jokowi Ingin Lebarkan Tiga Trotoar Ini
Jokowi Dikerjai Pemain Sirkus