TEMPO.CO, Jakarta - NAM Air, maskapai anak usaha Sriwijaya Air mulai beroperasi pada Oktober 2013. Menurut Presiden Direktur NAM Air, Jefferson Jauwena, maskapainya akan menggunakan pesawat domestik buatan PT Regio Aviasi Industri (RAI).
"Kami akan membeli 100 pesawat dari RAI untuk memenuhi rute penerbangan yang tersedia," kata dia di Gedung Djakarta Theater, Kamis 26 September 2013. Seluruh pesawat yang dipesan akan selesai pada 2018.
Menurut Jefferson, NAM Air memesan 100 pesawat baling-baling Regio Prop 80 (R80). Pesawat ini akan melayani rute pelosok dengan landasan pendek, 1.200 meter. Produksi pesawat bermuatan 80 penumpang tersebut masih dalam tahap pre-eliminary design. "Soal harga juga akan dibicarakan nanti," ujarnya.
Meski R80 dibuat di dalam negeri, Jefferson tidak meragukan kualitasnya. Dia bercermin pada pesawat N-250 yang dibuat PT Dirgantara Indonesia satu dekade lalu, yang terbukti berkualitas baik.
RAI adalah perusahaan yang didirikan arsitek industri penerbangan Indonesia, BJ Habibie. ""Ini menjadi bentuk dukungan kami terhadap produk dalam negeri."
Namun pada tahap awal NAM Air akan menggunakan pesawat Boeing 737-500. Menurut Jefferson, NAM Air sudah memiliki lima unit pesawat tersebut dan akan dioperasikan di tahap awal. Kini maskapai tersebut tengah menunggu penerbitan Air Operation Certificate (AOC). "Kami sudah melampaui dua dari lima tahap untuk memperoleh AOC," katanya.
NINIS CHAIRUNNISA
Topik Terhangat
Mobil Murah | Kontroversi Ruhut Sitompul | Guyuran Harta Labora | Info Haji | Tabrakan Maut
Berita Terpopuler
Lurah Susan Didukung, Dinilai Tulus dan Ramah
Diundang, Penolak Lurah Susan Tak Datang Mediasi
Dokter Akan Menggugat di Kisruh RSUD Tangsel
Jokowi Ingin Bangun Gedung Teater di Ria Rio
Dul Bisa Tidak Dipidanakan