TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah sedang gencar mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak dengan energi alternatif berupa bahan nabati. Selain mengeluarkan mandatory pemanfaatan biodiesel sebagai campuran solar hingga 10 persen, pemerintah berencana mengembangkan model perkebunan energi terintegrasi.
Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan mengatakan, perkebunan energi terintegrasi ini menghubungkan perkebunan tanaman penghasil bahan bakar nabati dengan pengolahan pada suatu wilayah. "Agar terintegrasi dari hulu hingga hilir pada sebuah rantai nilai," kata Rusman dalam sambutannya di Workshop Pengembangan Bioenergi Nasional, Rabu, 19 September 2013.
Sebagi institusi di sektor hulu, Kementerian Pertanian bertugas menyediakan bahan baku. Tugas penyediaan bahan baku tersebut sudah diinstruksikan Presiden dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2006. "Penyediaan tanaman termasuk memfasilitasi penyediaan bibit dan benih, penyuluhan dan integrasi kegiatan pengembangan dan kegiatan pascapanen," ujarnya.
Hingga saat ini, salah satu komoditas yang potensial sebagai sumber biodisel adalah kelapa sawit. Dengan luas lahan perkebunan sekitar 8,9 juta hektar, produksi minyak sawit mentah (CPO) mencapai 22,3 juta ton. "Apabila 25 persen CPO tersebut dikonversi untuk penyediaan biodisel, tak kurang dari 5,05 juta kiloliter biodisel dapat dihasilkan," ujarnya.
Namun, mandatory pemerintah baru-baru ini mewajibkan produsen menaikkan presentase campuran bahan bakar nabati menjadi 10 persen. Jika campuran tersebut 100 persen berbasis sawit dengan asumsi 25 persen lahan sawit untuk bahan bakar nabati, maka untuk memenuhi target tersebut dibutuhkan 1,6 juta kiloliter biodisel setara 2,6 juta hektare kebun sawit.
Komoditas lain yang potensial adalah tebu sebagai penghasil bioetanol, juga nipah dan sagu sebagai komoditas potensial penghasil bioenergi. Secara alami, komoditas-komoditas tersebut banyak tersedia di Indonesia. Sejumlah penelitian potensi dan teknologi pengolahan untuk mengembangkan komoditas tersebut sudah banyak dilakukan.
Di lokasi yang sama, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Susilo Siswoutomo mendukung rencana pengembangan perkebunan energi terintegrasi tersebut. Menurut dia, peningkatan penyediaan bahan baku biodisel dan bioenergi ini akan mengurangi beban negara dalam penyediaan energi. "Kementerian Pertanian harus membuat roadmap yang jelas untuk pemenuhan biodisel tersebut," ujar Susilo.
Teknologi pemrosesan mengubah minyak sawit menjadi biodisel telah banyak tersedia. Saat ini telah terpasang pabrik biodisel dengan kapasitas 4,28 juta kiloliter per tahun.
AYU PRIMA SANDI
Topik Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Info Haji | Penembakan Polisi | Miss World | Misteri Sisca Yofie
Berita Terpopuler:
Hercules Minta Penyiksa Pedagang Kopi Ditembak
Banyak Wajah Asing Menjenguk, Dul Bertanya ke Maia
Jokowi Stop Mal, DPRD: Orang Kaya Jangan Dilupakan
Vanny Eks Pacar Freddy Budiman Ditangkap Polisi
Begini Rekaman CCTV Pembunuhan Sisca Yofie