TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economic and
Finance (Indef), Ahmad Erani Yustika mengatakan, semestinya pemerintah hati-hati dalam berutang untuk membangun infarstruktur terutama dalam bentuk uang. Dalam realisasinya, tak semua dalam bentuk uang tapi ada sebagian dalam bentuk teknologi dan barang.
"Biasanya, teknologi dan barang tersebut sudah kadaluwarsa di negara pemberi pinjaman tersebut," kata Erani saat dihubungi Tempo, Selasa, 17 September 2013.
Ia menyatakan, pemerintah sudah seharusnya mengurangi utang luar negeri dalam membangun infarstruktur dasar seperti untuk pertanian. Ini karena, utang menyebabkan masalah lanjutan semisal ketidakmampuan masyarakat dalam membeli hasil dari produk utang tersebut.
Namun, kata Erani, pemerintah mengalami dilema ketika hendak meningkatkan kualitas dan kapasitas infrastruktur tapi tak ada dana. Maka, salah satu cara utuk mempercepat pembangunan infrastruktur dengan meminjam dana dari luar negeri.
Sebelumnya, Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pekerjaan Umum, Rido Matari Ichwan mengatakan, Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) mendominasi utang pinjaman luar negeri untuk pembangunan infrastruktur. "Sekitar 40 persen utang luar negeri berasal dari JICA," kata dia di kantornya, Senin kemarin.
Selain JICA, utang luar negeri untuk infrastruktur pada tahun ini berasal dari Bank Dunia sebesar 29 persen, China 8,7 persen, dan Asian Development Bank (ADB) 7,8 persen. "Jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisundawu dananya berasal dari Cina," ujarnya.
Pada tahun ini, Kementerian Pekerjaan Umum menerima pinjaman US$ 5,7 miliar. Namun, yang masuk dalam Daftar Isian Perencanaan Anggaran (DIPA) hanya 10 persen atau sekita Rp 8,26 triliun dari total anggaran PU yang mencapai Rp 83 triliun.
Anggaran yang berasal dari utang luar negeri itu diserap oleh tiga lembaga di Kementerian PU yakni Direktorar Jenderal Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Cipta Karya. Rido menuturkan, bunga pinjaman utang tersebut tak sampai satu persen per tahun dan tenornya tergantung dari perjanjian.
ERWAN HERMAWAN
Topik Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani| Siapa Bunda Putri| Penembakan Polisi |Miss World| Misteri Sisca Yofie
Berita Terpopuler:
Munzir Almusawa Ramal Dirinya Meninggal di Usia 40
Halo, Saya Bunda Putri
Gara-gara Ngobrol, Perwira Ini Diusir Kapolri
Tiga Penyebab Organ Intim Penjual Kopi Dirusak
Selenggarakan Miss World, Hary Tanoe Merugi