TEMPO.CO, Jakarta -Rencana pemerintah swasembada kedelai, sulit dilaksanakan dalam waktu dekat. Penyebabnya jumlah lahan baru kedelai, masih sedikit.
Direktur Aneka Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Kementerian Pertanian, Maman Suherman, mengatakan, realisasi pembukaan lahan baru untuk menanam kedelai masih rendah. Sampai saat ini realisasinya baru 70-80 ribu hektare dari target tahun ini mencapai 228 ribu hektare.
Menurut dia, rendahnya perluasan lahan untuk menanam kedelai itu disebabkan oleh faktor cuaca. "Pada saat mau menanam kebetulan hujan terus. Kedelai tak cocok dengan kondisi banyak air karena akan busuk," ujar Maman saat dihubungi Tempo, Rabu, 11 September 2013.
Maman menuturkan pembukaan lahan baru sebenarnya sudah banyak dilakukan di Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Ia mengharapkan dengan adanya penambahn lahan dapat meningktakan produksi kedelai lokal sebesar 340-400 ribu ton.
Saat ini produksi kedelai diprediksi sebesar 847 ribu ton sampai bulan Desember. Di mana produksi tersebut dihasilkan dari lahan seluas 600 ribu hektare. "Tentunya kebutuhan saat ini masih jauh dari mencukupi karena keutuhan kedelai nasional mencapai 2,5 juta ton," tutur Maman.
Oleh karenanya, ia mengharapkan pemerintah melindungi lahan untuk pertanian. Karena kondisinya sekarang lahan pertanian atau pangan cukup mengkhawatirkan. "lahan perkebunan sekarang mencapai 9 juta hektare sedangkan lahan pertanian hanya 8 juta hektare. Ini sangat rendah."
Sulitnya bahan baku kedelai, membuat sejumlah pengrajin tahu tempe mogok. Sebagian besar kebutuhan kedelai masih dipenuhi dari impor. Akibatnya saat nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah, harga kedelai pun naik.
Dalam jangka panjang, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menargetkan kebutuhan kedelai bisa dipenuhi dari swasembada. Adapun dalam jangka pendek, pemerintah akan mengguyur pasar dari ekspor.
Di sisi lain, kenaikan harga kedelai membuat petani mulai bergairah kembali menanam komoditas ini. Menteri Pertanian Suswono mengatakan penyebabnya adalah pemerintah membeli kedelai petani dengan harga Rp 7.000 per kilogram.
ERWAN HERMAWAN
Berita Terpopuler:
Ahmad Dhani: Pemerintah Harus Tanggung Jawab
Bahasa Vicky Eks Zaskia Gotik di Antara Kita
Begini Hasil CCTV Soal Penembakan Polisi di KPK
Zaskia Gotik Nilai Vicky Prasetyo Cerdas
Dul Masih Kritis, 2 Gelas Darah Disedot dari Paru
Tuan Harrison Ford, Ini Bukan Amerika