TEMPO.CO, Jakarta--Ketua Umum Asosiasi Eksportir-Importir Hotrikultura, Kafi Kurnia mengatakan saat ini produk impor hotikultura belum terkena dampak akibat pelemahan nilai tukar rupiah. Menurut dia, kenaikan yang terjadi sekarang lebih disebabkan oleh pembatasan kuota impor yang diberlakukan pemerintah.
"Kenaikan yang terjadi sejak Maret lalu itu karena dampak pembatasan kuota. Karena importir belum melakukan impor lagi, pelemahan rupiah belum dirasakan. Kenaikan baru akan terjadi tiga pekan lagi setelah stok habis," kata Kafi saat dihubungi, Sabtu, 31 Agustus 2013.
Kafi mencontohkan, untuk harga apel saat kondisi normal hanya berkisar Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per kilogram. Setelah kuota impor dibatasi harganya melambung menjadi Rp39 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram. "Dengan pelemahan rupiah, tiga pekan lagi diperkirakan harganya bisa mencapai Rp60 ribu per kilogram," katanya.
Kenaikan buah impor terjadi di empat komoditas utama, yaitu Pir, jeruk, apel, dan anggur. Selain itu, harga durian impor dari Thailand dan Malaysia pun diprediksi akan naik. "Untuk anggur sekarang harga di pasaran sudah mencapai Rp100 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram. Setelah stok habis tiga pekan lagi kemungkinan akan lebih dari itu harganya," kata Kafi.
Sedangkan untuk jenis sauran, Kafi mengaku belum mengetahui berapa dampak yang akan dirasakan. Namun sayura jenis wortel yang sebagian besar diimpor, kemungkinan harganya akan naik. "Untuk jenis sayuran saya belum mendapat laporan. Tapi kemungkinan akan terkena dampaknya," katanya.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Terhangat:
EDSUS Polwan Jelita | Rupiah Loyo | Konvensi Demokrat | Suap SKK Migas
Berita populer:
Anggota FBR Ditembak Pria Tidak Dikenal
Sekjen ESDM Dicegah, KPK Serius Usut Jero Wacik
Jokowi: Lurah Susan Tak akan Dipindahkan
Agnes Monica: Indonesia Enggak Primitif