TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi menyatakan bahwa pemerintah baru saja mengeluarkan tambahan izin impor kedelai sebesar 534 ribu ton hingga akhir tahun ini. "Saya kira itu cukup," ujarnya, Selasa, 27 Agustus 2013.
Bachrul menyatakan bahwa tambahan impor kedelai tersebut diberikan kepada 22 perusahaan swasta. Adapun Perum Bulog, yang telah ditunjuk sebagai stabilisator harga kedelai melalui Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2013 yang dirilis Mei lalu, justru belum mengantongi izin impor. "Bulog masih mengurus perizinannya," kata Bachrul.
Selain itu, Bachrul menyatakan bahwa stok kedelai yang ada saat ini, baik di gudang importir maupun yang sedang dalam perjalanan, tersedia kurang-lebih sebesar 300 ribu ton. Jumlah tersebut diklaimnya cukup untuk memenuhi kebutuhan perajin tahu dan tempe hingga dua bulan ke depan.
Pasokan impor ditambahkan, selain untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun, juga untuk menjamin pasokan hingga awal tahun depan. "Kita harus memberi kepastian pada pelaku usaha, juga konsumen, bahwa pasokan itu ada," katanya.
Adapun Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan, tahun lalu, konsumsi kedelai nasional mencapai 2,5 juta ton. Sedangkan produksi dalam negeri hanya sekitar 700 ribu ton, sehingga diperlukan impor 1,8 juta ton.
Hingga akhir Juli lalu, Gita menyatakan, konsumsi kedelai dalam negeri sudah mencapai 1,9 juta ton. "Maka, bila konsumsi kita sama dengan tahun lalu saja, masih diperlukan 600 ribu ton hingga akhir tahun, itu harus kita pastikan," ujarnya.
Menanggapi lonjakan harga kedelai yang terjadi saat ini, menurut Gita, penyebabnya adalah melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika. "Kedelai kita banyak diimpor dari Amerika Serikat," ujarnya. Ia berharap, ke depan, produksi kedelai dalam negeri bisa ditingkatkan sehingga Indonesia tidak lagi terlalu bergantung pada kedelai impor.
PINGIT ARIA
Topik Terhangat
Rupiah Loyo | Konser Metallica | Suap SKK Migas | Konvensi Partai Demokrat | Pilkada Jatim
Berita Terkait
Menteri Suswono Dikuliahi Chairul Tanjung
Wapres Boediono : Ekonomi Indonesia Lampu Kuning
Rupiah Belum Terdongkrak Paket Kebijakan Ekonomi
Dua Sekolah Penerbangan Tutup