TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Bank Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mendesak PT Pertamina (Persero) segera memasang alat pengendali konsumsi bahan bakar minyak atau Radio Frequency Identification di seluruh Pulau Jawa. "Oktober sudah harus seluruh Pulau Jawa," katanya seusai Rapat Pimpinan di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa, 22 Agustus 2013.
Dahlan menegaskan, masyarakat tidak punya alasan untuk menolak bila mobilnya dipasangi sistem RFID. "Ada aturan BPH Migas yang mengatakan kalau tidak mau dipasangi RFID, tidak berhak konsumsi BBM bersubsidi," katanya.
Dengan dipasangnya RFID, kata, dia dapat mengurangi penyelewengan konsumsi BBM. "Misalnya pemerintah katakan memberikan subsidi sekian juta liter, tapi apa betul yang disalurkan segitu?. Nah dengan RFID ini kan jelas berapa yang disalurkan," katanya.
Pertamina menunjuk PT INTI (Persero) selaku pemenang tender monitoring dan pengendalian bahan bakar minyak bersubsidi yang disalurkan Pertamina. Pada tahap awal, PT INTI mengimpor alat pengendali dari Cina.
Impor ini hanya sementara sampai PT INTI siap membuat sendiri dengan menggunakan komponen lokal. PT INTI memenangkan tender dengan harga penawaran Rp 18 per liter untuk program monitoring dan Rp 20,74 per liter untuk pengendalian BBM subsidi.
ANANDA PUTRI