TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai, pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan ini tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat inflasi bulanan baik pada Agustus maupun September. "Karena ternyata harga komoditas impor turun," kata Agus usai bertemu Menteri Keuangan Chatib Basri di Kantor Kementerian Keuangan, Rabu, 21 April 2013.
Berdasarkan pemantauan Bank Indonesia, Agus menjelaskan, terjadi penurunan pada harga rata-rata komoditas impor. "Ini baik untuk tingkat inflasi," katanya. "Jadi, yang kita monitor tidak hanya harga komoditas ekspor."
Pengendalian tingkat inflasi merupakan salah satu fokus yang akan dilakukan pemerintah bersama Bank Indonesia. Agus mengatakan, masih ada waktu untuk mencapai nilai inflasi lebih baik hingga akhir tahun ini. "Secara year to year, tingkat inflasi kita memang masih tinggi, tapi secara month to montth sudah lebih baik," ujarnya.
Agus yakin, pada September mendatang tingkat inflasi akan kembali normal. Hal ini, menurut dia, terlihat dari laju inflasi pada Agustus yang lebih rendah dibandingkan Juli. "Dalam dua hari ini pemerintah dan Bank Indonesia terus berkoordinasi untuk mengejar target inflasi yang lebih baik pada bulan depan."
Sementara itu Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan, pengendalian tingkat inflasi dalam kondisi saat ini penting untuk mengembalikan kepercayaan investor. "Kalau pada September tingkat inflasi kembali normal, investor terutama dalam bond akan melihat potensi return yang tinggi sehingga investasi akan masuk," katanya. Nah, kondisi itu akan memberi pengaruh bagus untuk nilai tukar rupiah.
PRAGA UTAMA
Berita Terpopuler:
5 Teknologi yang Mengancam Manusia
Ini Kronologi Aksi Gadis Pemotong 'Burung'
Sidang Kasus Cebongan, Hakim dan Oditur Ketakutan
Mantan Napi Ungkap Kengerian Penjara Korea Utara
Beragam Penyebab Rupiah Terjun Bebas