TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging, Asnawi, membantah harga daging yang mencapai Rp 120 ribu merupakan permainan para pedagang. Menurut dia, harga daging sapi kembali melonjak tinggi karena importir yang sengaja menahan sapi siap potong serta kualitas sapi impor yang buruk.
"Yang ada di rumah potong hewan (RPH) itu hanya sedikit. Padahal, katanya impor sampai ribuan ekor, tapi ternyata yang dipotong sangat minim," katanya ketika dihubungi Tempo di Jakarta, Ahad, 11 Agustus 2013.
Asnawi juga mengeluhkan kualitas sapi potong yang kurang bagus. Dia mencontohkan seekor sapi yang beratnya 500 kilogram, total daging sapi yang bisa dijual hanya 40-43 persen, bukan 50 persen seperti yang dijanjikan selama ini. Artinya, RPH hanya bisa menjual 215 kilogram dari seharusnya 250 kilogram. "Ini mereka harus mencari untung lagi karena seharusnya kan 250 kilogram," katanya. Akibatnya, harga jual dari RPH mencapai Rp 66 ribu.
RPH kemudian menjual kepada pedagang di level harga Rp 66-69 ribu. Asnawi menjelaskan dengan harga jual dari RPH mencapai Rp 66-69 ribu, maka modal yang harus dikeluarkan pedagang saja Rp 95 ribu sehingga harga jual dari pedagang mencapai Rp 100-110 ribu.
"Jadi, sangat tidak mungkin pernyataan Pak Wamendag jika di tingkat retail mencapai Rp 86-89 ribu. Kalau sudah begini, untuk menekan harga di Rp 85 ribu ya tidak mungkin," katanya.
Selain itu, menurut pantauan Asnawi, beberapa importir sengaja menahan sapi siap potong yang diimpor dari Australia. Ia menunjuk sebuah rumah jagal di Cilangkap, yang menerima kurang dari 1.000 ekor sapi potong. Soalnya, sapi-sapi impor itu dibawa dulu dan disimpan di kandang penampungan milik importir.
"Padahal, ada instruksi pemerintah kalau sapi-sapi itu harus langsung dibawa ke RPH yang telah ditunjuk. Yapi sapi-sapi yang siap untuk operasi pasar itu ditahan. Ini juga penyebab harga naik, sapi tidak langsung dilepas," katanya.
Selain itu, importir juga menjual sapi impor seharga Rp 30 ribu/kg ke pemilik RPH, bahkan ada yang menjual Rp 30.500. Padahal, selama ini pemerintah mengatakan harga jual seharusnya tidak lebih dari Rp 25 ribu.
"Apa yang dikatakan Pak Wamen itu hanya teori. Seharusnya dia tidak menyalahkan pedagang karena ternyata importir yang menahan dan kualitas sapinya jelek," katanya.
ANANDA TERESIA
Topik Terhangat:
Arus Balik Lebaran | Ahok vs Lulung | Sisca Yofie | Penembakan Polisi | Bom Vihara Ekayana
Berita Terpopuler:
Mabes Polri: Ada yang Mengaku Pembunuh Sisca Yofie
Sebelum Tewas, Sisca Yofie Datangi Penjahit
5 Isi SMS yang Paling Buruk
Ditangkap, Sopir Koantas Terguling Mengaku Kernet
Sisca Yofie Mengaku Punya Butik