Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengusaha Batik Mengeluh Kesulitan Ekspor  

image-gnews
Berbagai stempel untuk batik yang digunakan di workshop Batik Putra Laweyan, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Senin (18/3). TEMPO/Suryo Wibowo
Berbagai stempel untuk batik yang digunakan di workshop Batik Putra Laweyan, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Senin (18/3). TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, SURAKARTA - Pengusaha batik skala industri kecil menengah di Surakarta mengeluh kesulitan untuk ekspor. Kesulitan ekspor disebabkan tingginya standar yang diterapkan pemerintah, antara lain standar produksi, label, dan ramah lingkungan. Untuk memenuhi standar, biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit.

“Yang kami sesalkan, pemerintah menerapkan standar tinggi dan sulit untuk batik yang akan diekspor. Padahal batik milik Indonesia,” kata pemilik batik Lor Ing Pasar, Widhiarso, saat diskusi strategi pemasaran batik di pasar internasional di Universitas Islam Batik (Uniba) Surakarta, Selasa, 30 Juli 2013.

Di sisi lain, pemerintah terkesan mempermudah masuknya barang impor ke Indonesia. Akibatnya, Indonesia dikuasai produk impor, termasuk tekstil batik. ”Sayangnya, masyarakat kita senang dengan produk berbau impor.”

Dia meminta pemerintah mempermudah proses ekspor untuk batik. Sebagai warisan budaya Indonesia, batik berperan mengenalkan dan menjadi ikon Indonesia di dunia internasional. Ia mengaku selama ini pengusaha batik, khususnya di kampung batik Laweyan, sudah berupaya menyesuaikan dengan keinginan pembeli luar negeri. Misalnya soal corak, kualitas, dan proses produksi yang ramah lingkungan. Menurut dia, yang menghambat ekspor justru aturan pemerintah.

Pengusaha batik lainnya, Achmad Soelaiman, mengatakan tantangan ekspor batik lainnya datang dari negara tujuan. Seperti di Malaysia yang mengharamkan ada produk batik Indonesia masuk ke negara tersebut. “Tujuannya melindungi industri batik mereka yang berpusat di Terengganu dan Kelantan,” kata pemilik batik Puspa Kencana ini.

Untuk itu, dia mencoba mengakali dengan menawarkan kain putih sebagai bahan baku batik di Malaysia. Biasanya pengusaha batik Malaysia mendatangkan kain putih dari Thailand dan Cina.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah terjalin bisnis cukup lama, akhirnya ia mendapat kepercayaan memproduksi batik Malaysia di Indonesia. “Lalu diekspor ke Malaysia,” katanya. Ia menambahkan, pengusaha batik Laweyan sebenarnya sudah mulai mengekspor batik sejak 1970-an, meski jumlahnya terbatas.

Dosen Uniba Surakarta, Endang Siti Rahayu, mengatakan penjualan batik dari Laweyan cukup menggembirakan. Untuk berjaya di pasar internasional, ia menyarankan pengusaha batik memperhatikan kebudayaan di negara tujuan, efisiensi proses produksi untuk meningkatkan daya saing, dan melihat aturan yang berlaku. Misalnya, tidak boleh menggunakan campuran bahan tertentu dalam proses produksi.

UKKY PRIMARTANTYO (SURAKARTA)



Topik Terpanas:
Anggita Sari
 | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri | Hormon Daging Impor | Bursa Capres 2014

Berita Terpopuler:
Jokowi Blusukan: `Pemerintah Kebobolan`

Dipaksa Minta Maaf, Ahok Telpon Haji Lulung

Dahlan Iskan Bakal Calon Presiden dari Demokrat

Pengacara Mario: KPK Jangan Umbar Wacana  

Jokowi Ikut Konvensi? Demokrat: Tidak Ingat  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

3 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

5 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

22 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

29 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

40 hari lalu

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

46 hari lalu

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

51 hari lalu

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.


Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

51 hari lalu

Aktivitas membatik dan pameran batik yang digelar di hotel Yogyakarta Senin (5/2).  Foto: TEMPO|Pribadi Wicaksono.
Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

Pekerjaan rumah saat ini, adalah bagaimana batik bisa memiliki ruang presentasi yang kontinyu untuk memperluas pasarnya.


TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

52 hari lalu

Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) batik yang melakukan penjualan via live TikTok Shop dalam acara Showcase Event dan Konferensi Pers: TikTok dan Tokopedia Luncurkan Kampanye #MelokalDenganBatik di Yogyakarta, Senin, 5 Februari 2024. TEMPO/Riri Rahayu.
TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

TikTok Shop dan Tokopedia meluncurkan kampanye #MelokalDenganBatik. Pedagang bebas biaya komisi selama sebulan.


Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

58 hari lalu

Presiden Jokowi membagi bagikan kaos kepada warga yang menerima bantuan pangan beras cadangan pemerintah di Gudang Bulog Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selasa 30 Januari 2024. ANTARA/Hery Sidik
Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

Jokowi membeli produk lokal yang dijual para pengusaha UMKM yang mendapat permodalan dari program PNM.