TEMPO.CO, Balikpapan - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tengah merampungkan pembangunan terminal minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) di kawasan industri dan pelabuhan internasional Maloy Kutai Timur. Menurut Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak, terminal CPO pertama di Indonesia timur ini membutuhkan dana Rp 254 miliar. "Proyek ini akan menampung kebutuhan jangka panjang," kata dia, Rabu 10 Juli 2013.
Terminal CPO Maloy memiliki kapasitas bongkar muat 2 ribu ton CPO per hari. Fasilitas ini berdiri di atas lahan seluas 115 hektare. Terminal CPO Maloy menjadi bagian dari Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) koridor Kalimantan. Proyek ini dibiayai dengan anggaran tahun jamak dari pemerintah pusat. Untuk tahap pertama, dana yang dikucurkan mencapai Rp 100 miliar.
Awang menargetkan terminal CPO Maloy bisa beroperasi pada 2014. Pelabuhan ini menjadi pintu keluar untuk produk olahan perkebunan dari Kalimantan Timur. Dia menegaskan semua hasil pertanian dan perkebunan tidak bisa diekspor dalam kondisi mentah dan harus diolah terlebih dulu di Kawasan Industri Maloy. "Nilai tambahnya akan dinikmati oleh semua pemangku kepentingan," ujarnya.
Pemerintah Kalimantan Timur juga menggenjot pembangunan kawasan industri dan pelabuhan Maloy. Selain pabrik, Kawasan Ekonomi Khusus ini dilengkapi fasilitas hotel, apartemen dan pusat perkantoran. Saat ini pembebasan lahan sudah mencapai 57 persen atau seluas 577 hektare. Pada akhir 2013 pembebasan lahan ditargetkan selesai.
SG WIBISONO
Topik Terhangat:
Karya Penemu Muda| Bursa Capres 2014| Ribut Kabut Asap| Tarif Progresif KRL| Bencana Aceh
Terpopuler: