TEMPO.CO , Jakarta:Pemerintah mewaspadai kenaikan harga minyak mentah akibat gejolak politik di Mesir. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan kenaikan harga minyak dunia dapat mengganggu ketahanan fiskal.
“Saya berharap jangan sampai ada spekulasi sehingga menimbulkan kenaikan harga minyak mentah,” katanya di Jakarta kemarin.
Hatta melanjutkan, kenaikan harga minyak mentah akan memukul Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Kenaikan harga minyak akan menaikkan belanja subsidi, menaikkan impor dan menguras devisa,” katanya.
Pada Rabu malam waktu setempat, Panglima Angkatan Bersenjata Mesir, Jenderal Abdel Fatah Al Sisi, melengserkan Presiden Mohammed Morsi. Aksi kudeta ini membuat harga minyak dunia melambung di atas US$ 100 per barel. Angka ini mendekati asumsi harga minyak mentah yang ditetapkan pemerintah dalam APBN Perubahan 2013 sebesar US$ 108 per barel.
Menurut Analis Divisi Pengembangan di Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia Ibrahim, kenaikan harga minyak mentah dunia merugikan Indonesia. Dia beralasan, kerugian terjadi lantaran harga naik saat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah.
Akibatnya defisit anggaran diperkirakan kian melebar. “Impor minyak lebih besar dibandingkan ekspor, sehingga Indonesia rugi karena kenaikan harga dan kurs,” kata Ibrahim kemarin.
Dia meminta pemerintah mengantisipasi lonjakan harga minyak. Menurut Ibrahim, bila krisis Mesir merambat hingga ke Iran, harga minyak akan kembali bergejolak. “Impor akan meningkat dan rupiah semakin anjlok,”katanya.
Berbeda dengan itu, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Destry Damayanti, memperkirakan kenaikan harga minyak hanya sementara sehingga tidak berdampak terhadap APBN. “Sentimen politik di Mesir saat ini, seperti konflik di Suriah beberapa waktu lalu yang hanya sementara,” katanya kemarin.
Di sisi lain, pemerintah tidak perlu khawatir karena pendapatan dari ekspor minyak diperkirakan akan meningkat. “Kalaupun harga minyak mentah terus naik, tidak akan berdampak negatif karena Indonesia juga ekspor minyak,” katanya.
MUHAMMAD MUHYIDDIN | LINDA TRIANITA | M. AZHAR
Topik Terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Puncak HUT Jakarta