TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan basis data yang digunakan untuk memberi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) berasal dari hasil survei tahun 2011.
"Dari hasil sensus seluruh rumah tangga di Indonesia, dibuat pemasukan dan pengeluaran setiap rumah tangga, kemudian data tersebut diurutkan dan diambil 40 persen rumah tangga terbawah sebagai sumber data pemberian bantuan sosial," ujar Suryamin ketika dihubungi Tempo, Selasa, 2 Juli 2013.
Ia mengatakan, dari 40 persen tersebut diverifikasi lagi oleh petugas BPS. Petugas melihat langsung apakah rumah tangga tersebut benar miskin atau tidak.
Hasilnya, tercatat penduduk yang benar-benar miskin 28,07 juta orang atau sekitar tujuh juta rumah tangga. TNP2K (Tim Nasional Percepatan dan Penanggulangan Kemiskinan) dan kementerian terkait kemudian memutuskan penerima BLSM sekitar 15,5 juta rumah tangga atau sekitar 62 juta penduduk.
Jumlah 62 juta penduduk tersebut termasuk penduduk yang hampir miskin atau rentan miskin. "Rentan miskin maksudnya, jika ada yang BBM naik langsung berpengaruh ke pengeluaran mereka," katanya.
Lebih lanjut Suryamin mengatakan, jika dibandingkan dengan data Bantuan Tunai Langsung tahun 2008, data BLSM ini bisa dikatakan lebih akurat. "Yang protes (tidak menerima BLSM) sebenarnya di bawah satu persen dari total alokasi," katanya.
TIKA PRIMANDARI
Topik Terhangat
Tarif Progresif KRL |Bursa Capres 2014 |Ribut Kabut Asap| PKS Didepak?
Berita terpopuler:
Cara Kepolisian Tutupi Kasus Upaya Suap Anggotanya
Petinggi Polisi Minta Kasus Suap Tidak Bocor
Luthfi Hasan Tuding KPK Ingin Hancurkan PKS
Bupati Rote Bantah Roy Suryo Marah-marah di Hotel
Stasiun UI Masih Gunakan Tiket Kertas
Polisi: Laporan Wartawati Korban Perkosaan Janggal