TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Keuangan DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Achsanul Qosasi, mengakui partainya sudah menjagokan Agus Joko Pramono sebelum diadakannya rapat akhir pemilihan calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan hari ini.
Dalam voting tertutup Komisi XI, Agus keluar sebagai pemenang mutlak dengan 42 suara dari 56 suara anggota. “Demokrat memang menjagokan Agus Joko,” ujar Qosasi di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa Malam 25 Juni 2013.
“Saya kira, suara ini tidak bisa dilihat dari fraksi mana. Tidak bisa yang Pak Muchayat meraih 12 suara itu ditentukan dari fraksi mana. Itu dari berbagai fraksi, bukan hanya satu atau dua fraksi. Ini berarti suara memang cair,” katanya.
Menurutnya, hasil dari voting ini akan dibawa ke sidang paripurna pekan depan. Sebab, tanggal 9 Juli 2013, DPR sudah memasuki masa reses. “Dibawa ke paripurna minggu depan. Hari kamis masuk ke Badan Musyawarah, pekan depan sudah ke paripurna,” ujarnya.
Wakil Ketua Komisi XI dari Fraksi Partai Golkar, Harry Azhar Aziz, tetap tidak mau berbicara terkait calon yang dijagokan Golkar sebelumnya. “Memang ada rapat sebelumnya, saya tetap diminta untuk tidak memberitahukan nama,” katanya.
Dia menambahkan, “pemilihan itu langsung diserahkan kepada anggota komisi. Jadi voting saja. Kan ada 56 suara, saya tidak bisa tahu apakah semua golkar di situ atau sebagian golkar di situ.”
Menurutnya Harry tata tertib DPR mengatur agar voting dilakukan secara rahasia. “Di tata tertib DPR kan rahasia. Kalau saya tunjukan pilihan saya kepada anggota Golkar lain, itu batal, pilihan saya dicoret,” kara Harry.
Terkait posisi Agus di BPK, Harry menyatakan hal itu di luar kewenangan DPR. “Posisi dia di BPK tergantung negosiasinya. Apakah dia mau atau tidak, itu tergantung kompromi. Kewenangannya ada di rapat BPK. Itu bukan lagi urusan DPR. Saya kira, Komisi XI berkeyakinan dia cukup qualified. Dia kan staf ahlinya BPK,” ujarnya.
ARIEF HARI WIBOWO