TEMPO.CO, Jakarta-- Menteri Perindustrian, Mohamad Suleman Hidayat, berharap Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dapat membantu masyarakat kelas bawah menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Program ini diharapkan dapat membantu kesulitan kelompok masyarakat yang membutuhkan. “Pemerintah terus berupaya mengatasi kesulitan masyarakat berpenghasilan rendah,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo di Jakarta, Ahad, 23 Juni 2013.
Hidayat Sabtu kemarin menyerahkan secara simbolis BLSM pada warga masyarakat di Kelurahan Tegal Alur, Jakarta Barat yaitu di Kantor Pos Cabang Tegal Alur. Hidayat membagikan BLSM didampingi oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Ansari Bukhari dan Kepala Kantor Pos Cabang Tegal Alur, M. Zulkifli.
Pemerintah, kata Hidayat, telah mengidentifikasi bahwa 15,5 juta masyarakat kelas bawah memerlukan BLSM. Pemerintah akan memberikan Rp 150 ribu per orang yang berhak selama empat bulan. Dalam kesempatan tersebut, Hidayat juga memuji PT Pos Indonesia (Persero) yang memiliki jaringan luar hingga ke pelosok sehingga bisa memperlancar distribusi BLSM.
“Saya juga surprise PT Pos memiliki administrasi yang sangat baik sehingga pelaksanaan penyerahan BLSM ini akan berjalan lancar dan cepat,” katanya.
Untuk beradaptasi dengan dampak kenaikan BBM, Hidayat mengatakan pemerintah telah berkoordinasi dengan pelaku usaha yang menangani komoditas sembilan bahan pokok agar terjadi kestabilan harga komoditas pangan dan menjaga keamanan pasokan jelang bulan Ramadhan. Hidayat juga mengimbau pedagang agar tidak menaikkan harga sembako menyusul naiknya harga BBM.
“Ada gejolak harga menjelang Lebaran itu wajar, tetapi jangan momentum kenaikan BBM dan Ramadhan dijadikan sebagai alasan untuk menaikkan harga sembako seenaknya,” kataya.
Kenaikan harga BBM, kata Hidayat, akan berdampak pada sektor industri. Kementerian Perindustrian memprediksi kenaikan harga BBM akan menambah biaya produksi sebesar 1,2 persen. Menurut dia, dampak yang dirasakan sektor industri tidak terlalu signifikan. “Tapi negara dapat menghemat sekitar Rp 95 triliun sehingga defisit anggaran dalam APBN bisa berkurang secara drastis,” katanya.
ANANDA TERESIA
Berita Terkait
Hanura: Harga BBM Boleh Naik, Asalkan...
Spanduk Tolak Kenaikan BBM PKS Dicopot
Muhaimin: Yang Tolak BBM Naik, Tak Mengerti Masalah
Demokrat: Menteri PKS Lebih Baik Mundur
Istana: Ini Bukan Saat Tepat Provokasi Politik