TEMPO.CO, Surakarta - Meski kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi belum jelas waktunya, pemerintah sudah menetapkan jadwal pembagian bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai imbas kenaikan harga BBM.
Kepala Kantor Pos Solo Chaerul Hadi mengatakan penyaluran perdana BLSM di Surakarta akan dilakukan Senin, 24 Juni 2013. "Rencananya Menteri BUMN (badan usaha milik negara) Dahlan Iskan yang akan menyerahkan BLSM secara simbolis," katanya ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis, 20 Juni 2013.
Penerima BLSM yang tercatat di Kantor Pos Solo mencapai 49 ribu orang. Dia mengatakan pembagian tidak akan dilakukan serentak di satu tempat, melainkan di beberapa tempat dan pada hari yang berbeda.
"Kami akan segera menyusun jadwal pembagian BLSM. Kami targetkan dalam sepekan selesai dibagi," ujarnya. Selain di kantor pos, pembagian bisa dilakukan di kantor kelurahan, kecamatan, atau di tempat kumpul komunitas tertentu.
Dia mengatakan, saat ini baru 70 persen kartu perlindungan sosial yang sudah diterima. Dia memperkirakan dalam minggu ini semua kartu sudah diterima Kantor Pos Solo dan segera didistribusikan ke masyarakat. "Kami menargetkan distribusi kartu ke masyarakat selesai pada 23 Juni," tuturnya.
Jika sudah menerima kartu, dia meminta masyarakat mengecek jadwal dan lokasi penerimaan agar tidak kecele. Jadwal dibuat agar tidak ada penumpukan massa di satu tempat di waktu yang bersamaan.
Untuk pembagian tahap pertama, setiap pemegang kartu akan menerima Rp 300 ribu atau sekaligus untuk 2 bulan. Dia sudah menyiapkan anggaran Rp 15 miliar.
Bagi masyarakat yang merasa berhak menerima tapi tidak tercatat, dia menyarankan untuk menghubungi perangkat pemerintahan setempat. Sebab data penerima berasal dari pemerintah pusat. "Kami hanya menerima data pusat," katanya.
Wali Kota Surakarta Hadi Rudyatmo mengusulkan dana BLSM untuk modal kerja. JIka hanya dalam bentuk tunai, uang itu akan habis dalam hitungan hari. "Karena harga kebutuhan pokok pasti naik tinggi. Uang tunai bisa habis dalam 2-3 hari," ucapnya.
Dia berencana memanfaatkan dana BLSM untuk modal padat karya. Sekitar 75 persen dari dana BLSM disisihkan untuk modal usaha dan sisanya diberikan tunai.
"Jadi kalau tiap bulan dapat Rp 150 ribu, yang Rp 112.500 untuk modal usaha," katanya. Modal usaha akan dikumpulkan dalam satu kelompok. Jika satu kelompok terdiri dari 80 orang, akan terkumpul modal Rp 9 juta.
Untuk jenis usahanya, dia mengaku belum punya gambaran. Nantinya akan dibicarakan dengan warga. Sebagai langkah awal, konsep di atas akan diterapkan di Kelurahan Pucangsawit, Jebres, dan Sewu. "Mungkin Agustus sudah kami jalankan. Sehingga uangnya lebih produktif daripada hanya diterima tunai," katanya.
UKKY PRIMARTANTYO