TEMPO.CO, Jakarta -Wanita cantik ini dilahirkan 54 tahun lalu. Namanya indah Galaila Karen. Galaila diambil dari nama balerina Rusia yang disukai oleh ayahnya, Dr Soemiatno, yang pernah bertugas di Rusia. Sewaktu masih kecil, Karen juga belajar balet. Bahkan ia bisa melakukan voete—gerakan memutar dengan posisi berdiri dengan ujung kaki—yang sulit. Sedangkan “Karen” berasal dari bahasa Jawa, artinya paling belakang. Karen memang anak bungsu dari sembilan bersaudara. Adapun nama belakangnya ia ambil dari nama suaminya, Herman Agustiawan.
Kini Karen memang tak bisa lagi melakukan voete. Tapi kepiawaiannya dalam menari masih cakap. Salsa, rumba, dan tango adalah tarian-tarian yang ia kuasai. Sayang, hobi itu terpendam ketika ia menjabat Direktur Utama PT Pertamina mulai 2009. Ia menari sesekali saja di acara ulang tahun atau tahun baru.
Filosofi tari yang energetik, bergerak teratur, dan berharmonisasi dengan musik, terus diterapkannya dalam aktivitasnya kini. Nilai-nilai itu, kata dia, membantunya menjaga keharmonisan antara rencana dan target sasaran.
Karen sedang mengejar target merampungkan sembilan proyek sumber energi panas bumi lewat anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Ia juga sibuk memantau pengeboran di beberapa tempat, seperti di Blora, juga perbaikan serta perluasan depot (tangki) minyak di Lawe-Lawe, Kalimantan Timur. Belakangan, ia sibuk mengikuti rapat kerja tentang rencana kenaikan harga bahan bakar minyak.
Selama menjadi orang nomor satu di Pertamina, ia mengklaim tidak pernah cuti. Bahkan pada hari Sabtu dan Minggu, tak jarang ia menggelar rapat. Meski begitu, Karen selalu mencoba menyaksikan idolanya, Fatin, dalam acara X Factor Indonesia, atau menonton pertandingan klub kesayangannya Manchester United di layar kaca.
“Selama jadi direktur, saya berhenti jadi manusia, me time-nya tidak ada, adanya your time terus… ha-ha-ha,” ujar pebisnis perempuan terkuat se-Asia versi majalah Forbes Asia 2012.
HERU TRIYONO