TEMPO.CO, Surakarta - Pengusaha mebel yang tergabung dalam Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) berencana menghadang banjir produk mebel impor dengan membuat kawasan industri khusus mebel. “Kita harus hati-hati, jangan sampai dibanjiri produk dari ASEAN. Apalagi Indonesia pasar yang menggiurkan dengan jumlah penduduk 250 juta,” ujar Ketua Umum Asmindo Ambar Tjahyono di sela musyawarah daerah Asmindo Surakarta, Kamis 23 Mei 2013.
Dia mengusulkan membuat kawasan industri khusus mebel. Investor atau industri mebel di Asia Tenggara diminta untuk menanamkan uangnya di kawasan industri khusus mebel itu. “Nanti mereka akan bekerja sama dengan pengusaha Indonesia,” katanya. Dengan pola itu, kebutuhan mebel negara di Asia Tenggara akan dipasok dari Indonesia. “Orang Malaysia atau Thailand bikin mebel di Indonesia. Lalu produknya dikirim ke negara masing-masing. Kalau seperti itu, kita tidak masalah.”
Ambar menjelaskan, pada akhir Mei 2013 Asmindo akan menggelar pertemuan dengan 60 pengusaha besar ASEAN. Pertemuan akan diselenggarakan di Jepara, Semarang, dan Bali. “Dalam pertemuan itu saya akan meyakinkan pengusaha di Asia Tenggara untuk berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.
Menurut dia, kawasan industri mebel tak butuh lahan luas, yakni cukup 5 hektar dan tersebar di berbagai wilayah. Dengan kawasan industri mebel yang berisi pengusaha Asia Tenggara, maka produk mebel dari Indonesia akan membanjiri ASEAN. “Mebel itu dibuat oleh pengusaha Asia Tenggara untuk memenuhi kebutuhan negaranya sendiri,” ucapnya.
Dia mengatakan pembuatan kawasan industri sebagai strategi untuk meningkatkan nilai ekspor, khususnya menghadapi ASEAN Community. “Jika tanpa persiapan, industri mebel di Indonesia bisa terpuruk,” ujar Ambar. Hingga akhir 2013, dia menargetkan nilai ekspor mebel mencapai US$ 2 miliar, naik dibanding pencapaian pada 2012 di angka US$ 1,8 miliar. Untuk Januari 2013, ada kenaikan ekspor 4 persen jika dibandingkan ekspor di Januari 2012. “Nilainya jadi US$ 164 juta,” katanya.
Ketua Asmindo Surakarta David Wijaya, mengatakan Surakarta sudah punya kawasan industri khusus mebel dan furnitur di kawasan Kalijambe, Sragen. “Luasnya 12 hektare,” ujarnya. Tapi kawasan itu baru diisi pengusaha lokal. “Kawasan industri mebel bisa terus dikembangkan dengan menggandeng pengusaha Asia Tenggara untuk memperkuat pasar ekspor Indonesia.”
UKKY PRIMARTANTYO