TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (Bank BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan imbas kenaikan bahan bakar minyak (BBM) cenderung berdampak kepada kredit konsumen. Jahja menuturkan jika pemerintah mengambil opsi menaikkan harga BBM untuk kendaraan pribadi, melihat dari pengalaman-pengalaman lalu, maka akan mengurangi keinginan nasabah untuk membeli kendaraan bermotor.
“Kalau kenaikan BBM hanya pada kendaraan pribadi, kredit mobil akan berkurang. Namun kemungkinan kredit motor akan meningkat,” ucapnya saat Analyst Meeting di Hotel Kempinski, senin 29 April 2013.
Jahja menambahkan bila pemerintah mengurangi beban subsidinya untuk BBM, secara umum sangat membantu fundamental Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Kalau subsidi BBM tidak terlalu besar, bisa dialokasikan untuk proyek-proyek lain,” katanya.
Dengan begitu, Jahja optimistis sektor ekonomi akan berkembang dengan di ikuti perbaikan infratruktur jalanan, pembangunan pelabuhan, dan airport secara bersamaan. “Kalau pemerintah bisa memberikan spending lebih besar ke infrastruktur, bisa membantu memperkuat roda perekonomian kita.”
Namun jika pemerintah menaikkan harga BBM secara keseluruhan, menurutnya, hal ini akan berdampak pada naiknya tarif transportasi publik. Naiknya harga BBM pasti akan berdampak pada inflasi yang tinggi. Inflasi yang tinggi akan berpengaruh pada BI Rate dan suku bunga pinjaman juga naik. “Kalau BI Rate naik, dana deposito juga naik, suka tidak suka suku bunga pinjaman juga naik, dampaknya seperti itu,” katanya.
Jahja menuturkan opsi kebijakan manapun yang dipilih pemerintah pasti akan memberikan dampak. “Kita akan menunggu alternatif apa yang akan di ambil pemerintah bagaimana mengurangi subsidi BBM secara bijak.”
LINDA TRIANITA