TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia mencoba memanfaatkan ajang 21th International Seaweed Symposium untuk mengembangkan industri rumput laut nasional. Sejak 1960, Indonesia sudah melakukan ekspor rumput laut. Tapi, budidaya rumput laut baru dikembangkan sejak 1980 di Indonesia.
"Mudah-mudahan dukungan ini menjadi titik awal untuk industri rumput laut," kata Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia, Safari Azis. "Ini merupakan momen yang strategis," kata Kasubdit Pelayanan Usaha Direktorat Usaha dan Investasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bambang Sukaca, menambahkan.
Baca Juga:
Dari 550 jenis rumput laut, baru tiga jenis yang dikembangkan yaitu gracilaria, euchieuma cuttonii, dan euchieuma spinosum.
Saat ini, tujuan ekspor rumput laut Indonesia adalah Eropa, Argentina, dan Cina. Negara tujuan ekspor terbesar adalah Cina, yang mencapai 50 persen dari total ekspor. Tahun 2012, ekspor rumput laut Indonesia sebesar 169 ribu ton, naik dari tahun 2011 yang hanya 159 ribu ton. Per tahun 2012, nilai ekspor rumput laut Indonesia sebesar 200 juta dolar.
Perwakilan dari International Seaweed Association (ISA), Gonzalo Soriano, menyatakan bisnis rumput laut merupakan bisnis baru dan masa depan baru. Potensi rumput laut seluruh dunia sangat menjanjikan. Turunan produk yang dihasilkan banyak. "Bisnis ini diharapkan menjadi bisnis yang prospektif dan sehat," kata Gonzalo.
ARIEF HARI WIBOWO
Topik Terhangat TEMPO:Sprindik KPK || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas
Berita Terkait
Lion AIr Datangkan 33 Pesawat Baru
Lion Air yang Jatuh di Bali Masih Diselidiki KNKT
Tergelincir di Bali, Calon Penumpang Batal Naik Lion Air
Ini Rute Baru yang Disiapkan Garuda Indonesia