TEMPO.CO, Surakarta - PT Thiess Contractors Indonesia mendapat proyek untuk mengerjakan jalan Tol Solo-Kertosono sejauh 120 kilometer. Untuk mengerjakan proyek tersebut, diperkirakan membutuhkan 3.500 tenaga kerja.
Executive Manager Regional Crisis Management PT Thiess Contractors Indonesia, Bob Davis, mengatakan selama ini perusahaan berkomitmen mengambil tenaga kerja di sekitar lokasi proyek. “Ada 70 persen tenaga kerja yang berasal dari sekitar lokasi proyek,” katanya saat penandatanganan nota kesepahaman perekrutan tenaga kerja dengan Balai Besar Latihan Kerja Industri Surakarta dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Surakarta, di Surakarta, Kamis, 11 April 2013.
Dia mengatakan sebenarnya cukup sulit untuk mencari tenaga kerja di sekitar lokasi proyek yang kompetensinya sesuai dengan yang dibutuhkan. Perusahaan harus menjalin kerja sama dengan balai latihan kerja guna menyelaraskan antara kompetensi dan ekspektasi pasar. ”Seperti yang kami lakukan saat ini. Kami menjalin kerja sama dengan Balai Besar Latihan Kerja Industri,” katanya.
Dia mengklaim memiliki program pelatihan yang diakui dunia internasional. Jebolan program pelatihan di Thiess mudah mencari pekerjaan di dalam maupun di luar negeri. “Baik bekerja di Thiess atau di perusahaan lainnya. Lulusan kami mendapat sertifikat dari perusahaan induk di Australia.”
Humas SMK 2 Surakarta Kasmadi mengatakan sesegera mungkin setelah penandatanganan nota kesepahaman, pihaknya akan mengirim lulusan SMK 2 untuk menimba ilmu konstruksi di Balai Besar. “Tentu tidak semua lulusan. Kami akan seleksi dulu di sekolah,” katanya.
Dengan adanya kerja sama, setiap lulusan SMK 2 yang masuk ke Balai Besar dapat dipastikan akan bekerja di proyek Tol Solo-Kertosono yang dikerjakan Thiess. Dia menilai anak didiknya cocok untuk pekerjaan konstruksi karena ada jurusan yang mendukung konstruksi. ”Kami punya jurusan bangunan, gambar, dan kayu. Semuanya terpakai di konstruksi,” katanya.
Kepala Balai Besar Latihan Kerja Industri Surakarta, Sukiyo, mengatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan berbagai instansi untuk melatih tenaga kerja terampil dan kompeten. Selain dengan industri konstruksi, kerja sama serupa sudah dilakukan dengan industri transportasi udara.
“Sebagai kepanjangan tangan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, kami bertugas melatih tenaga kerja terampil, sehingga mudah diserap industri,” katanya.
UKKY PRIMARTANTYO
Topik terpopuler:
Sprindik KPK | Partai Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Berita lainnya:
Kronologi Penangkapan Penyidik Pajak Pargono
Kisah 'Memalukan' Persibo Bojonegoro di Hong Kong
Pembalap Asep Hendro Pekerjakan Pemuda Garut
Video 'Damai' di Bea Cukai Bali Muncul di YouTube
Buat Akun Twitter, SBY Belum Targetkan Followers