TEMPO.CO, Nusa Dua - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan peningkatan harga cabai tidak bisa dibiarkan karena bakal mempengaruhi laju inflasi. "Bisa mengerek inflasi seperti beberapa tahun yang lalu," kata Hatta di The Laguna Resort & Spa, Nusa Dua, Bali, Selasa, 26 Maret 2013.
Ia berharap kenaikan harga cabai tidak seperti kenaikan harga bawang putih yang ikut mendorong inflasi. "Oleh sebab itu, harus dikendalikan. Harus segera dicarikan solusinya," ujar Hatta.
Menurut dia, solusi mengatasi kenaikan harga cabai saat ini adalah menambah suplai cabai. "Masalah suplainya nanti tanya sama Menteri Pertanian. Bagaimana mengatasi itu?" ucap Hatta.
Menteri Pertanian Suswono mengakui harga cabai cenderung meningkat karena pasokan yang sedikit. Harga cabai tercatat naik dimulai pada awal Maret hingga minggu ketiga Maret. "Karena pada saat ini belum memasuki masa panen cabai sehingga pasokan cabai relatif rendah, sementara permintaan bergerak naik," kata Suswono di gedung DPR, Jakarta, Selasa, 26 Maret 2013.
Ia menjelaskan, harga cabai yang naik cukup tinggi hanya pada jenis cabai rawit merah. Sedangkan cabai jenis lain seperti cabai besar merah, cabai besar hijau, cabai keriting, dan cabai rawit hijau walaupun mengalami kenaikan harga, kenaikannya tidak terlalu tinggi.
"Cabai rawit merah ini porsinya relatif kecil, hanya sekitar 10 persen dari total volume cabai yang diperdagangkan," katanya.
Suswono menambahkan, siklus panen cabai besar akan berlangsung pada akhir Maret sampai Juni dan berlanjut pada Agustus hingga September. Untuk cabai keriting, periode panen akan berlangsung dari bulan April hingga Oktober.
Berdasarkan pola panen tersebut, produksi cabai domestik akan mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan diperkirakan akan terjadi surplus. Harga cabai diperkirakan akan kembali normal dan stabil seiring dengan berlangsungnya masa panen.
PRIHANDOKO