TEMPO.CO, Jakarta - Importir hortikultura mendesak pemerintah segera mengeluarkan 500 kontainer buah dan sayuran yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Ratusan kontainer tersebut tertahan karena belum memiliki dokumen perizinan. "Jika terlalu lama tertahan, buah dan sayuran bisa rusak dan kerugian yang kami tanggung akan semakin tinggi," kata pihak dari Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo), Khafid Sirotuddin, di kompleks parlemen Senayan, Senin, 25 Maret 2013.
Menurut dia, importir buah dan sayuran sudah menanggung biaya sewa kontainer berpendingin seharga Rp 2,5 juta per kontainer per hari selama 1-1,5 bulan. Jika buah dan sayuran tersebut berada lebih lama lagi di dalam kontainer, dikhawatirkan buah akan rusak dan tidak bisa dijual.
Khafid menjelaskan, seluruh kontainer berisi buah dan sayuran segar tersebut sudah berada di Tanjung Perak sejak minggu kedua Februari. Rata-rata buah didatangkan dari Cina, Cile, dan Peru. Sebelumnya importir percaya diri surat perizinan impor, berupa rekomendasi impor produk holtikultura dari Kementerian Pertanian dan surat persetujuan impor dari Kementerian Perdagangan, bisa mereka dapatkan pada awal tahun lalu.
Perubahan mekanisme impor buah dan sayuran, kata dia, membuat proses impor semakin lama dan tidak sulit memasukkan barang. Pada saat melakukan impor buah dan sayuran, para importir sudah memasukkan dokumen izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dan Surat Pemberitahuan Impor (SPI). Dari perkiraan awal, izin impor bisa keluar begitu komoditas yang mereka impor datang.
Namun, RIPH ternyata baru keluar pada 18 Maret dan SIP belum keluar juga hingga saat ini. Akibatnya, kata Khafid, terjadi kelangkaan buah dan sayuran impor di masyarakat dan membuat harga kedua komoditas itu melonjak hingga 200-300 persen.
Ketua Komisi Pertanian DPR, Romahurmuzy, mengatakan, buah dan sayuran impor harus segera dikeluarkan dari kontainer di Pelabuhan Tanjung Perak demi menstabilkan harga komoditas itu. "Sesuai dengan instruksi presiden, buah dan sayuran impor yang tertahan di pelabuhan harus segera dikeluarkan demi menstabilkan harga," kata dia.
RAFIKA AULIA