TEMPO.CO, Semarang - Bahan bakar minyak jenis solar langka di sejumlah daerah di Jawa Tengah sejak dua hari terakhir ini. Akibatnya, transportasi di jalur pantai utara terganggu karena banyak truk yang harus mengantre hingga dua malam untuk mendapatkan bahan bakar bersubsidi itu.
“Pertamina mengurangi kuota penjualan solar untuk SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum). SPBU berubah jadi pangkalan truk karena pengemudi menunggu hingga solar tersedia,” ujar Elizabeth Dewi Irawati, manajer SPBU 445.21.08 Damyak, Tegal, Jawa Tengah, Minggu, 24 Maret 2013.
Dia mengatakan, saat saat ini kuota solar yang biasa diterima dari Pertamina dikurangi hingga 12 kiloliter per hari. Kuota yang biasanya mencapai 48 kiloliter turun menjadi 36 kiloliter. “Ini tak sesuai dengan kebijakan Pertamina katanya hanya mengurangi 4 persen kuota solar subsidi,” keluh Elizabeth.
Repotnya mendapatkan solar itu juga dirasakan oleh Nurul Sayidah, warga Kabupaten Kendal yang berburu solar sejak Sabtu malam hingga Minggu pagi kemarin. “Saya mencari sampai ke Semarang masih juga belum mendapatkan,” ujarnya.
Menurut dia, solar ditemukan di salah satu SPBU di Kendal pada Sabtu malam. Namun dalam waktu satu jam sudah habis karena ditunggui dan langsung diborong pembeli.
Juru bicara Pertamina Pemasaran Jawa Tengah dan Yogyakarta, Heppy Wulansari, menyatakan, saat ini Pertamina sedang memperketat penyaluran solar subsidi ke semua SPBU. Dia tak memungkiri terjadi pengurangan kuota solar pada bulan Maret ini. “Pada bulan Maret ini pengiriman berdasarkan alokasi harian yang dihitung dari sisa kuota yang ada,” ujarnya.
Menurut Heppy, kuota solar subsidi untuk Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini sebesar 1.87 juta kiloliter. Jumlah ini turun empat persen dibandingkan konsumsi solar subsidi tahun lalu sebesar 1.943 juta kiloliter. “Sayangnya, pengurangan kuota itu tak sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang justru naik 7 persen pada bulan Januari hingga Februari 2013.”
EDI FAISOL